Beranda / Liputan Khusus / Indepth / Tabir Gelap Paket Pengawasan Jalan Peureulak-Lokop-Batas Gayo Segmen 1

Tabir Gelap Paket Pengawasan Jalan Peureulak-Lokop-Batas Gayo Segmen 1

Jum`at, 18 Februari 2022 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

Tangkapan Layar Hasil Evaluasi Paket Pengawasan peningkatan Jalan Peureulak - Lokop - Batas Gayo Lues segmen 1. [Foto: Dialeksi.com/Tangkapan Layar]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sejumlah paket proyek di Pemerintah Aceh tahun anggaran 2022 dari yang puluhan juta hingga miliaran saat ini masih dalam proses pelelangan. Hal ini dapat dilihat di laman https://lpse.acehprov.go.id/eproc4, di mana hingga hari ini, Jumat (18 /2/2022) masih banyak paket yang menunggu kedatangan rekanan.

Saat berselancar di laman LPS Aceh menelusuri paket-paket yang dilelang, media ini mencoba mengakses paket-paket tender tahun 2021 lalu yang sudah berjalan. Salah satu yang menjadi item pencarian media ini adalah proyek Peningkatan Jalan Peureulak - Lokop - Batas Gayo Lues Segmen 1, yang saat ini jadi sorotan karena progresnya dinilai lambat, serta banyak masyarakat yang mengeluh karena rekanan dianggap abai terhadap keselamatan warga.

Seperti diketahui, proyek peningkatan Jalan Peureulak - Lokop - Batas Gayo Lues termasuk salah satu maha proyek di bawah kepemimpinan Gubernur Nova Iriansyah, karena proyek ini dibangun dengan skema Kontrak Tahun Jamak (Multi Years Contract/MYC) dari tahun 2020 hingga 2022 yang dibagi dalam tiga segmen dengan tiap segmennya menelan dana ratusan miliar.

Proyek Multi Years itu kini tengah dikerjakan oleh masing-masing rekanan. Bila jalan tersebut selesai dibangun tentu akan menjadi “hadiah besar” Nova Iriansyah untuk warga di pedalaman Aceh Timur dan Gayo Lues.

Selain itu, pembangunan jalan tersebut juga akan mempermudah akses masyarakat di wilayah tengah dan timur Aceh. Hal ini juga bisa mempercepat pembangunan kedua daerah yang muaranya adalah kesejahteraan masyarakat di Aceh Timur dan Gayo Lues.

Tak bisa dinafikan bahwa pembangunan Jalan Peureulak - Lokop - Batas Gayo Lues akan memberikan manfaat yang luar biasa untuk masyarakat Aceh, khususnya dari Kabupaten Aceh Timur dan Gayo Lues.

Terlepas dari itu semua, proyek peningkatan Jalan Peureulak - Lokop - Batas Gayo Lues yang berada di bawah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh ini, dari awal juga sempat menjadi sorotan publik lantaran prosesnya yang berliku-liku.

Bahkan paket peningkatan Jalan Peureulak - Lokop - Batas Gayo Lues segmen 1 sempat ditunda meski sudah ada pemenang tendernya, hingga akhirnya Pemerintah Aceh membuat tender ulang proyek senilai Rp 201.900.000.000,00 tersebut pada 15 Juni 2021 silam.

Bila rekanan atau kontraktor yang mengerjakan proyek peningkatan Jalan Peureulak - Lokop - Batas Gayo Lues segmen 1 adalah sebuah perusahaan konstruksi di Jakarta, maka untuk Paket Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Peureulak - Lokop - Batas Gayo Lues Segmen 1 tersebut dimenangkan oleh PT. Yodya Karya (Persero) Wilayah IV Medan.

Saat ditelusuri di laman LPSE Aceh pada Jumat (18/2/2022) terlihat pagu paket pengawasan proyek yang dimenangkan oleh PT. Yodya Karya adalah sebesar Rp 6.057.000.000 dengan Harga Perhitungan Sendiri (HPS) Rp 6.056.602.557. Sedangkan Harga Penawaran sebesar Rp 5.614.235.000,00 dan Harga terkoreksi (hasil pemeriksaan atau perbaikan) Rp 5.590.090.000,00.

Seperti diamati di laman LPSE Provinsi Aceh, terlihat jelas paket pengawasan proyek peningkatan Jalan Peureulak - Lokop - Batas Gayo Lues segmen 1 yang dimenangkan oleh PT. Yodya Karya ada kejanggalan dan bau busuk yang tercium menyengat. Paket yang mulai ditender pada tanggal 27 Agustus 2021 itu, awalnya diikuti oleh 87 perusahaan. Namun, dalam prosesnya pada prakualifikasi atau tahap skor kualifikasi menyisakan hanya 7 (tujuh) perusahaan saja yang dianggap layak untuk mengikuti proses lanjutan, diantaranya adalah PT. Yodya Karya, PT. Parama Karya Mandiri, dan Buana Archicon.

Aneh tapi nyata, justru PT. Yodya Karya dinyatakan sebagai pemenang, perusahaan ini memiliki Skor Kualifikasi 85.0, Skor Pembuktian 85.0, dan tiba-tiba entah hujan dan badai dari mana datang Skor Teknisnya melejit naik menjadi 91.74. Dahsyat sekali PT. Yodya Karya, bak anak muda di Film India.

Sementara, jika dilihat skor perolehan PT. Parama Karya Mandiri, Skor Kualifikasinya 95.0, Skor Pembuktiannya 95.0 dan anehnya tiba-tiba Skor Teknisnya merosot tajam ke angka 83.11. 

Kemudian jika melihat ke perusahaan dibawahnya lagi, Buana Archicon, mengantongi Skor Kualifikasi 95.0, dan Skor Pembuktian 90.0. Namun Skor Teknisnya juga ikut lengser ke angka 87.15.

Nah, bagian inilah yang menjadi tanda tanya besar ketika melihat Skor Teknis miliknya PT. Yodya Karya yang melejit sendiri secara drastis ke angka 91.74. Sedangkan kedua perusahaan dibawahnya jatuh melesat ke bawah. Padahal, Skor Kualifikasi dan Skor Pembuktian PT. Yodya Karya kalah jauh dari PT. Parama Karya Mandiri dan Buana Archicon. Di sini mulai tercium aroma bau busuk.

Skor Teknis milik PT. Yodya Karya yang melejit sendiri tentu sesuatu yang sangat luar biasa, sebab dua pesaingnya PT. Parama Karya Mandiri dan Buana Archicon yang menang besar di Skor Kualifikasi dan Skor Pembuktian justru terjun bebas. Dahsyat sekaligus mengerikan sekali.

Berlanjut ke penawaran. Untuk Nilai Penawarannya, PT. Yodya Karya membuat Penawaran Rp 5.614.235.000,- dengan Penawaran Terkoreksi Rp 5.614.235.000,- dan Hasil Negosiasi menjadi Rp 5.590.090.000,-.

Sementara itu, Nilai Penawaran PT. Parama Karya Mandiri dia angka Rp 5.632.715.000,- dan Penawaran Terkoreksinya di angka Rp 5.632.715.000,- serta Hasil Negosiasinya di angka Rp 5.632.715.000,-.

Kemudian lebih lanjut lagi, jika menilik perusahaan Buana Archicon, perusahaan ini berada di posisi ketiga di laman LPSE Aceh, rekanan ini mengajukan Nilai Penawaran sebesar Rp 5.731.522.500,- dengan Penawaran Terkoreksi Rp 5.731.522.500,- serta Hasil Negosiasi di nilai Rp 5.731.522.500,-.

Dan jika dilihat ke bawah lagi maka Skor Harga dan Skor Akhir. Berdasarkan yang dikutip media ini dari laman LPSE Aceh menunjukkan perusahaan PT. Yodya Karya memperoleh Skor Harga 100.0 dan Skor akhir 93.39. Seperti ada udang dibalik batu.

Sedangkan PT. Parama Karya Mandiri memperoleh Skor Harga 99.67 dan Skor Akhir 86.42. Sementara di posisi ketiga ditempati perusahaan Buana Archicon dengan Skor Harga 97.95 dan Skor Akhir 89.31.

Melihat rentetan Nilai Skor dan Penawaran ketiga perusahaan tersebut, tentu menjadi tanda tanya besar dibalik perolehan Skor Akhir PT. Yodya Karya. Mungkinkah dibalik kemenangan PT. Yodya Karya ada “tangan besi” yang bermain? atau pihak rekanan “main mata”?. Atau mungkinkah ada orang onani (olah sana olah sini) sehingga PT. Yodya Karya bisa menang?. Entah lah, hanya mereka dan Tuhan yang mengetahuinya. 

Adanya kejanggalan dalam penetapan PT. Yodya Karya sebagai pemenang tender Paket Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Peureulak - Lokop - Batas Gayo Lues Segmen 1 senilai Rp 6.057.000.000 itu membuat media ini mencari sumber yang bisa diajak ngobrol. Sumber yang dimintai tanggapan oleh media ini mengatakan memang ada semacam permainan dibalik penetapan PT. Yodya Karya sebagai pemenang. 

Lebih lanjut, sumber yang meminta namanya tidak disebutkan ini, menuturkan, awalnya Paket Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Peureulak - Lokop - Batas Gayo Lues Segmen 1 diikuti oleh 87 perusahaan, namun setelah tahapan evaluasi hanya 7 perusahaan yang lolos memenuhi syarat. Dari 7 perusahaan ini, PT. Parama Karya Mandiri berada di nomor dua dan tampak menjadi penantang utama PT. Yodya Karya. 

"Hal ini dapat dilihat sendiri di laman LPSE Aceh, pada Skor Kualifikasi dan Skor Pembuktian, PT. Yodya Karya kalah jauh dari PT. Parama Karya Mandiri. Namun pada Skor Teknis PT. Yodya Karya melejit sendiri, sedangkan skor pesaingnya terjun bebas,” ujar sumber Dialeksis itu. 

"Dari sisi Penawaran, hingga Penawaran Terkoreksi, dan Hasil Negosiasi, PT. Parama Karya Mandiri sejatinya juga bisa menang. Tapi itu lah, PT. Yodya Karya yang ditetapkan pemenang. Ada apa ini?, kan begitu pertanyaannya kalau publik melihat. Ya kalian orang media kan bisa menilai sendiri tanpa harus dijelaskan lebih rinci,” kata sumber media ini yang meminta namanya dirahasiakan. 

Ketika Dialeksis.com mencoba meminta konfirmasi langsung ke Pejabat PT. Yodya Karya (Persero) Wilayah IV Medan, Suarno, dirinya tidak berkomentar banyak karena mengaku dalam keadaan kurang sehat. 

Namun dia menegaskan bahwa pihaknya mengikuti tender tersebut sesuai aturan. “Kami mengikuti tender sesuai aturan,” kata Suarno, melalui pesan WhatsApp, Jumat (18/2/2022) malam.

Keyword:


Editor :
Zakir

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda