Minggu, 20 April 2025
Beranda / Pertahanan dan Keamanan / Penguatan Pertahanan Maritim Nasional, Kemhan Luncurkan Kapal Angkut LCU 2.500 DWT

Penguatan Pertahanan Maritim Nasional, Kemhan Luncurkan Kapal Angkut LCU 2.500 DWT

Rabu, 16 April 2025 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Peluncuran (launching) Kapal Angkut Landing Craft Utility (LCU) 2.500 DWT di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, menjadi langkah strategis dalam rangka memperkuat postur logistik dan proyeksi kekuatan TNI khususnya matra darat. [Foto: Humas Kemhan]


DIALEKSIS.COM | Kepri - Indonesia, sebagai negara kepulauan maritim terbesar di dunia, memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keamanan dan keselamatan pelayaran di seluruh perairan yurisdiksinya. Untuk itu, diperlukan peningkatan kapasitas alutsista secara bertahap guna memastikan kesiapan pertahanan nasional yang optimal. 

Peluncuran (launching) Kapal Angkut Landing Craft Utility (LCU) 2.500 DWT pada Selasa (15/4/2025), di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, menjadi langkah strategis dalam rangka memperkuat postur logistik dan proyeksi kekuatan TNI khususnya matra darat.

“Hari ini Kapal LCU 2.500 DWT dengan nama ADRI itu telah mencapai pembangunan 95 persen dan tahapan ditandai dengan seremonial,” ungkap Direktur PT Multi Ocean Shipyard (MOS), Wilies saat launching ceremony kapal LCU 2.500 DWT.

Sementara Ketua Tim Peluncuran Kapal LCU 2.500 DWT, Kolonel Laut (T) Hery Soekris Hendrayanto, S.T.,M.A., mengungkapkan kapal tersebut akan memperkuat postur logistik dan proyeksi kekuatan TNI khususnya TNI AD.

Peluncuran ini merupakan wujud nyata komitmen Kementerian Pertahanan dalam mendukung modernisasi sistem pertahanan Indonesia. Kemampuan proyeksi kekuatan melalui laut menjadi krusial dalam menjaga stabilitas nasional. Sebagai negara kepulauan, Indonesia membutuhkan sistem transportasi militer yang adaptif, cepat, dan andal.

Kapal Angkut LCU 2.500 DWT ini memiliki panjang keseluruhan 100 meter, lebar 18 meter, tinggi 8,85 meter, sarat air 3,8 meter, dengan berat 2.500 ton. Kapal ini mampu melaju dengan kecepatan maksimal 14 knots dan memiliki jarak jelajah hingga 4.550 Nautical Mile. 

Dilengkapi dengan kapasitas 63 personel awak kapal dan mampu mengangkut hingga 450 personel setara satu batalyon. Kapal ini dirancang tidak hanya untuk angkutan logistik militer, tetapi juga dapat dioperasikan dalam misi kemanusiaan, tanggap bencana, dan dukungan stabilitas kawasan.

Kementerian Pertahanan menyampaikan apresiasi kepada PT Multi Ocean Shipyard (MOS) atas keberhasilannya membangun kapal ini dengan kualitas tinggi dan tepat waktu. Ini sejalan dengan kebijakan nasional untuk meningkatkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada produk luar negeri. Sinergi antara TNI dan industri pertahanan nasional akan terus didorong guna menghasilkan inovasi dan produksi strategis yang memperkuat postur pertahanan negara.

Peluncuran ini menjadi salah satu milestone penting dalam pembangunan alutsista nasional, menandai pertama kalinya kapal berada di air, sebuah tradisi dalam industri perkapalan.

Kementerian Pertahanan berharap industri pertahanan dalam negeri, khususnya galangan kapal nasional seperti PT MOS, terus meningkatkan kapasitas produksi, manajemen, dan teknologi agar mampu bersaing secara global. Inovasi harus terus dikembangkan untuk membuktikan bahwa bangsa Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri dan bersaing di tingkat internasional, termasuk dalam industri perkapalan.[*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
dinsos
inspektorat
koperasi
disbudpar