Selasa, 25 November 2025
Beranda / Pertahanan dan Keamanan / Pemerintah Siapkan Penambahan Pasukan TNI di Jakarta, Aceh, dan Papua

Pemerintah Siapkan Penambahan Pasukan TNI di Jakarta, Aceh, dan Papua

Senin, 24 November 2025 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Sejumlah prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) mengikuti defile pasukan saat gladi bersih Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Monas, Jakarta, Jumat (3/10/2025). Gladi bersih tersebut digelar dalam rangka persiapan HUT ke-80 TNI yang mengerahkan sekitar 140 ribu pasukan TNI pada Minggu, 5 Oktober 2025. (ANTARA FOTO/Fauzan)


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pemerintah berencana menambah pengerahan prajurit TNI untuk memperkuat pengamanan di tiga wilayah yang dikategorikan sebagai center of gravity atau titik berat nasional, yakni Jakarta, Aceh, dan Papua.

Langkah ini ditempuh untuk menjaga stabilitas keamanan di tengah meningkatnya potensi ancaman terhadap aktivitas sosial, ekonomi, dan pembangunan.

Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan bahwa Presiden telah memberikan arahan agar pengamanan di tiga wilayah tersebut diperkuat. Ia menegaskan bahwa stabilitas nasional menjadi fondasi penting agar pembangunan dapat berjalan aman dan berkelanjutan.

“Dalam rangka mendukung stabilitas nasional agar pembangunan dapat berjalan aman dan lancar, kita telah menerima petunjuk-petunjuk dari Bapak Presiden,” ujar Sjafrie di Kompleks DPR RI, Senin (24/11/2025).

Jakarta disebut sebagai wilayah strategis yang pengamanannya harus dipastikan secara menyeluruh. Sjafrie menyebut ibu kota akan diamankan dari segala sisi--darat, laut, dan udara.

“Kita amankan Jakarta dari 360 derajat. Baik pengamanan pantai, udara, maupun darat, semua kita lakukan,” katanya.

Selain Jakarta, Aceh juga menjadi prioritas karena posisinya sebagai gerbang barat Indonesia. Sementara Papua mendapat perhatian khusus mengingat dinamika keamanan di wilayah tersebut.

Di Papua, pemerintah berencana memperkuat kehadiran militer dengan pendekatan yang disebut smart approach, yakni perpaduan metode teritorial atau soft approach dengan operasi taktis atau hard approach.

“Kita ingin merebut hati rakyat agar mereka yang belum memiliki kesamaan pemikiran terhadap NKRI bisa diajak bersama-sama,” ujar Sjafrie.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa kesiapsiagaan pertahanan tetap menjadi prioritas utama. “Kita tidak ingin kedaulatan kita diinjak-injak. TNI tetap harus siaga menghadapi kemungkinan ancaman taktis.”

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan bahwa TNI telah menyiapkan langkah penguatan struktur pasukan untuk mendukung peningkatan pengamanan di wilayah prioritas, terutama Papua dan Aceh.

“Memang kita akan membentuk, membangun beberapa batalion. Saat ini ada 514 kabupaten, sedangkan jumlah batalion baru seratus sekian. Kita harapkan satu kabupaten satu batalion,” ujar Agus.

Selain batalion, TNI juga akan menambah jumlah komando daerah militer (Kodam) untuk memperluas jangkauan komando dan pengendalian pasukan.

“Kodam tahun ini bertambah dari 15 menjadi ditambah 6. Tahun 2026 kita akan tambah lagi hingga mencapai 37,” katanya.

Di Papua, pasukan yang bertugas terdiri dari satuan organik dan pasukan penugasan. Pemerintah juga mempercepat pembangunan pos-pos perbatasan yang lebih layak untuk mendukung operasi pengamanan wilayah yang rawan penyelundupan narkoba dan perdagangan manusia.

“Di perbatasan kita bangun pos-pos yang layak. Kita tempatkan batalion di situ. Satu batalion penugasan ada 450 prajurit, dan di perbatasan ada tujuh batalion,” ujar Agus.

Dengan langkah-langkah tersebut, pemerintah berharap pengamanan nasional semakin solid dan mampu merespons berbagai bentuk ancaman yang muncul di wilayah-wilayah strategis Indonesia. [Kompas]

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI