Perkuat Keamanan Siber, Kemkomdigi Rancang Firewall Digital Nasional dan Tim CSIRT
Font: Ukuran: - +
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid. [Foto: Humas Komdigi]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) tengah mempersiapkan langkah besar untuk memperkuat keamanan siber di Indonesia dengan merancang Firewall Digital Nasional. Sistem itu bertujuan untuk melindungi infrastruktur strategis negara dari ancaman siber yang semakin meningkat.
Selain itu, Kemkomdigi juga mendorong setiap instansi pemerintah untuk membentuk Computer Security Incident Response Team (CSIRT) guna memastikan mitigasi yang lebih efektif terhadap potensi ancaman.
“Keamanan siber adalah kunci untuk melindungi infrastruktur strategis kita. Kami tengah merancang Firewall Digital Nasional dan mendorong pembentukan Tim CSIRT di setiap instansi pemerintah untuk memitigasi ancaman siber,” ungkap Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, dalam keterangannya, Jumat (13/12/2024).
Meutya juga mengungkapkan bahwa Kemkomdigi menargetkan untuk menyiapkan sembilan juta talenta digital melalui program pelatihan berbasis sertifikasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri digital Indonesia.
“Program ini tidak hanya mencakup sertifikasi tetapi juga memperkuat hubungan antara peserta dan dunia kerja, memastikan dampak nyata pada kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Program literasi digital yang telah menjangkau lebih dari 5,6 juta masyarakat Indonesia, dengan fokus khusus pada perempuan dan generasi muda, juga diakui memberikan dampak positif. Meutya menambahkan, bahwa pendapatan peserta program di luar Pulau Jawa meningkat hingga 12,1 persen berkat penerapan program digitalisasi ini.
“Inklusivitas digital memberikan dampak nyata bagi masyarakat, membantu mereka mengakses peluang baru dan meningkatkan kualitas hidup,” tambah Meutya.
Sementara itu, di sektor infrastruktur, Kemkomdigi berkomitmen untuk mempercepat pemerataan akses internet di seluruh Indonesia. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah penerapan Fixed Wireless Access (FWA) di wilayah-wilayah yang belum terjangkau oleh kabel optik.
“FWA adalah solusi tepat untuk menghadirkan internet cepat dan terjangkau, terutama di wilayah terpencil yang belum memiliki koneksi stabil. Kami ingin memastikan bahwa akses internet dapat mendukung pendidikan dan memberikan layanan internet dengan biaya terjangkau,” ungkap Meutya.
Sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat daya saing Indonesia di kawasan Asia Tenggara, Kemkomdigi juga memanfaatkan pembiayaan hijau (green financing) untuk membangun pusat data berbasis energi hijau. Langkah ini bertujuan untuk mendukung transformasi digital yang berkelanjutan, ramah lingkungan, serta mendukung sektor teknologi dan ekonomi Indonesia ke depannya.
“Pusat data berbasis energi hijau akan menjadi salah satu pilar penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar global,” jelas Meutya.
Meutya juga mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam menciptakan transformasi digital yang aman, adil, dan memberikan manfaat nyata bagi seluruh masyarakat Indonesia.
“Keamanan siber, pemerataan akses digital, dan pengembangan talenta digital adalah elemen-elemen kunci untuk menciptakan ekosistem digital yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Indonesia,” tutupnya.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Kemkomdigi berharap dapat membawa Indonesia menuju era digital yang lebih maju, aman, dan adil, dengan memperkuat infrastruktur digital dan memitigasi ancaman siber yang bisa menghambat kemajuan ekonomi digital di Tanah Air. [*]