Beranda / Gaya Hidup / Remaja Putri Obesitas Berisiko Terkena Stroke di Usia 50 Tahun

Remaja Putri Obesitas Berisiko Terkena Stroke di Usia 50 Tahun

Minggu, 15 September 2024 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi stroke. [Foto: net]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Wanita obesitas atau memiliki kelebihan berat badan pada usia remaja menghadapi peningkatan risiko terkena stroke secara signifikan pada usia 55 tahun.

Tren yang mengkhawatirkan ini menggarisbawahi dampak kesehatan jangka panjang yang terkait dengan obesitas di awal kehidupan dan pentingnya mengatasi masalah berat badan sejak usia muda.

"Stroke iskemik yang terjadi karena penyumbatan pada pembuluh darah yang memasok otak, merupakan ancaman kesehatan yang besar," mengutip dari Times of India, Ahad (15/9/2024).

Wanita yang memiliki berat badan berlebih pada usia 14 atau 31 tahun sangat berisiko mengalami hal ini. Mereka yang mengalami obesitas pada usia 14 tahun memiliki kemungkinan hampir dua kali lipat mengalami stroke iskemik.

Risiko tersebut semakin meningkat pada wanita yang mengalami obesitas pada usia 31 tahun. Pola peningkatan risiko ini tampaknya tidak berdampak sama pada laki-laki.

Meskipun pria yang mengalami obesitas pada usia 31 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena berbagai jenis stroke seperti stroke hemoragik, mereka tidak menunjukkan peningkatan risiko stroke iskemik yang sama seperti wanita.

Perbedaan ini menyoroti kerentanan yang dihadapi perempuan akibat obesitas di usia dini. Beberapa faktor mungkin berkontribusi terhadap mengapa perempuan lebih rentan terhadap efek jangka panjang obesitas terhadap risiko stroke.

Perbedaan hormonal, pola distribusi lemak, dan respons terhadap peradangan dan perubahan metabolisme merupakan penyebab potensial. Memahami faktor-faktor ini sangat penting untuk mengembangkan strategi yang efektif untuk mengurangi risiko stroke di kalangan wanita.

Mengatasi obesitas sejak dini sangat lah penting. Mendorong pola makan sehat dan aktivitas fisik teratur di kalangan generasi muda dapat secara signifikan mengurangi risiko dampak kesehatan yang parah di kemudian hari.

Strategi-strategi ini dapat menurunkan angka kejadian stroke dini secara signifikan. Sehingga mengurangi beban pada sistem layanan kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup individu.

Tak hanya pengelolaan berat badan, faktor gaya hidup lainnya juga berperan penting dalam mengurangi risiko stroke. Pola makan seimbang, olahraga teratur, menghindari rokok, dan mengelola stres merupakan komponen penting dari gaya hidup sehat.

Kebiasaan ini tak hanya membantu mengendalikan berat badan tetapi juga berkontribusi terhadap kesehatan jantung secara keseluruhan. Implikasi dari peningkatan risiko stroke yang terkait dengan obesitas pada usia dini sangat lah besar.

Ada kebutuhan mendesak akan pendekatan komprehensif yang melibatkan penyedia layanan kesehatan, pembuat kebijakan, dan masyarakat yang bekerja sama untuk mempromosikan gaya hidup sehat sejak usia muda.

Dengan mengatasi obesitas sejak dini, kemungkinan terjadinya dampak kesehatan yang buruk seperti stroke tentu dapat dikurangi secara signifikan. Sehingga menghasilkan prospek kesehatan jangka panjang yang lebih baik. [tbn]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda