kip lhok
Beranda / Gaya Hidup / Pernah Merasa Tak Nyaman Bekerja, Simak Ini

Pernah Merasa Tak Nyaman Bekerja, Simak Ini

Sabtu, 21 Mei 2022 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akhyar

Talk show bertajuk “Value Diri Kiat Meraih Kesuksesan di Tempat Kerja" yang digelar Klinik Psikodista Banda Aceh menghadirkan panelis seorang akademisi psikologi dari Universitas Andalas Padang bernama Lala Septiyani MPsi Psikolog. [Foto: Tangka[an Layar]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Terkadang seseorang pernah merasa kalau organisasi perusahaan tempat ia bekerja tidak sejalan dengan apa yang dianutnya. Katakanlah semisal nilai integritas yang dimiliki seseorang bertentangan dengan core value yang diterapkan perusahaan. Lantas mengapa perbedaan ini bisa terjadi? 

Untuk menjawab hal tersebut, Klinik Psikodista Banda Aceh mengadakan sesi talk show dengan tajuk “Value Diri Kiat Meraih Kesuksesan di Tempat Kerja.” Klinik Psikodista Banda Aceh menghadirkan panelis seorang akademisi psikologi dari Universitas Andalas Padang bernama Lala Septiyani MPsi Psikolog.

Lala menyatakan, nilai diri atau personal value seseorang sangat erat kaitannya dengan pembentukan karakter. Bahkan personal value itu menjadi fondasi ketika seseorang berperilaku atau bersikap.

“Personal value dalam diri seseorang berbeda-beda. Misal kita lihat ada seseorang arogan. Kenapa dia arogan, bisa jadi personal value yang tertanam dalam dirinya itu value ambisius. Value itu sangat berpengaruh pada perilaku,” ujar Lala dalam talk show tersebut, Jumat (20/5/2022).

Dari Mana Personal Value Terbentuk

Menurut Lala, personal value seseorang terbentuk dari berbagai faktor. Bisa terbentuk dari faktor budaya, lingkungan, dan sebagainya. Personal value seseorang juga bisa berubah di lingkungan kerja. Apbila lingkungan perusahaan mensetting diri menjadi value kekeluargaan, maka personal value seseorang lambat laun juga akan terbiasa dengan value kekeluargaan.

Berdasarkan teori, kata Lala, personal value dibagi dua, yaitu value instrumental dan value terminal. Value terminal adalah value yang berkaitan dengan tujuan akhir dari kondisi yang diharapkan seseorang. Semisal seseorang ingin bahagia di dunia kerja, maka orang itu mesti beranggapan kalau bekerja itu tidak semata-mata hanya karena uang. Karena jika uang yang dikejar, maka kebahagiaan tidak akan pernah tercapai.

Sementara value instrumental merupakan value yang tertanam saat ini. Seandainya value terminal adalah kebahagiaan, maka value instrumental harus disesuaikan untuk mencapai apa yang ingin diraih tersebut. Istilah mudahnya ialah, value instrumental adalah value penunjang untuk mencapai value terminal.

Apa Jadinya Jika Personal Value Terbentur dengan Organisasi Perusahaan?

Seperti bahasan di atas, setiap orang memiliki personal value masing-masing. Perusahaan juga menetapkan core valuenya tersendiri. Lantas jika terbentur apa yang akan terjadi?

Menurut akademisi psikologi itu, jika personal value saling berbenturan dengan value yang lain, maka akan terjadi konflik interest. 

Contohya, jika perusahaan memiliki prinsip yang sangat berbeda dengan karakter karyawan, maka pertentangan itu akan jadi sesuatu yang tidak nyaman. Dalam artian perbedaan tingkah laku, persepsi dan nalar berpikir perusahaan dengan karyawan di lingkungan kerja bisa menghambat seseorang untuk meraih kesuksesan.

Oleh karenanya, Lala sangat mengimbau agar para job-seeker (pencari pekerjaan) sebelum melamar kerja untuk setidaknya mengulik lebih dulu core value yang ditetapkan perusahaan. Karena jangan sampai core value perusahaan bertentangan dengan karakter seseorang. Bila bertentangan imbasnya akan membuat sang karyawan tidak nyaman bekerja.

Lalu bagaimana dengan karyawan yang sudah terlanjur melamar pekerjaan dan dalam perjalanannya ternyata tidak nyaman dengan prinsip yang ditetapkan perusahaan, apa yang mesti dilakukan?

Menurut pandangan Lala, sebaiknya karyawan tersebut sedikit demi sedikit mulai menoleransi ritme kerja. Jangan juga terlalu dipaksakan. Kalau memang sudah tidak bisa ditoleransi lagi, diharapkan agar sang karyawan memberi tahu atasan supaya bisa dicari jalan tengah.

Kesimpulan

Lala menyatakan, personal value seseorang pada dasarnya sangat sulit diubah, karena personal value sudah terbentuk dari kecil. Ketika masuk ke dalam dunia kerja, seseorang akan berhadapan dengan berbagai tuntutan dan lingkungan kerja yang plural.

“Kalau yang sudah telanjur nyebur dalam dunia pekerjaan yang ternyata tidak sesuai dengan personal value kita, maka sebaiknya kita selaraskan dengan pekerjaan yang kita tekuni. Kita selaraskan dengan core value perusahaan,” ungkapnya.

Menurut Lala, seseorang juga perlu mengambil contoh dari figur-figur yang sudah sukses. Value dari orang sukses itu baiknya ditanamkan dalam diri seseorangagar bisa mencapai kesuksesan di tempat kerja.

“Jadi, cobalah nyaman bekerja dengan menyelaraskan value yang kita miliki dengan core value yang ada di dalam perusahaan, sehingga itu akan menjadi kunci kesuksesan kita dalam berkarier. Karena value adalah dasar dari sikap dan perilaku kerja kita,” tutup Lala. [AKH]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda