Penaggulangan Bencana di Aceh Masih Lemah
Font: Ukuran: - +
Reporter : Aulia
Foto: tangkapan layar youtube
DIALEKSIS.COM| Banda Aceh - Fokus Group Discussion (FGD) menjelang konferensi nasional penanggulangan resiko bencana yang ke-14 tentang refleksi ketangguhan Aceh pasca 17 tahun tsunami Aceh melalui zoom pada Sabtu (28/08/21).
Diskusi ini turut mengundang beberapa narasumber, diantaranya Teuku Ahmad Adek ketua Bappeda Aceh, Yudhe Sastria dari Badan Penanggulangan Bencana Alam (BPBA), Nasir Nurdin ketua Penanggulangan Aceh , Imran Forum PRB Aceh, dan beberapa orang penting lainnya yang terkait.
Teuku Ahmad Adek sebagai ketua Badan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh mengatakan tsunami di Aceh itu bukan sekali namun sudah berulang-ulang kali, terakhir kalau tidak menjadi legenda, ya menjadi siaga.
Ahmad Adek juga menyampaikan beberapa hal untuk mengurangi Indeks Resiko Bencana Indonesia (IRBI) ada tiga yaitu meningkatkan kapasitas, menurunkan kerentanan, dan internalisasi.
"Meningkatkan kapasitas ini ada dua yaitu penguatan kapasitas kelembagaan dan simulasi serta gladi kebencanaan, kemudian menurunkan kerentanan ada dua juga meningkatkan kerjasama stakeholder dan penataan lingkungan rawan bencana, terakhir internalisasi yang terdiri dari pengkajian resiko bencana dan penyusunan bencana kontijensi," ucapnya pada forum diskusi tersebut.
Ia menambahkan kalau simulasi masyarakat di Aceh belum siaga, orang-orang penting yang mungkin sangat berperan dalam hal ini juga mungkin lupa, lupa membuat acara atau menampilkan video tsunami tahun lalu, bahkan cara apa yang kita lakukan ketika bencana itu datang.
Terkait pencegahan dan kesiapsiagaan, Yudhe Sastria dari BPBA menyampaikan bahwa dulu destana ada juga dilakukan di beberapa daerah namun karena Covid-19 sekarang ini agak susah dikarenakan adanya pengumpulan massa.
"Destana bersifat pengumpulan massa jadi agak repot untuk kita laksanakan, daring juga tidak efektif, tidak semua orang mau ikut dalam kegiatan ini," jawabnya.
Yudhe menyebutkan sejak 2010 BPBA atau BPBN sudah banyak membantu kita dalam menginisiasi tangguh bencana, data kami juga menunjukkan sudah banyak desa tangguh bencana yang sudah dibentuk
"Bicara tentang destana kalau kita di Aceh ini masih kurang fasilitator, kita berharap kepada fasilitator-fasilitator yang ada dapat membagi ilmu kepada kita," pungkasnya.