Beranda / Gaya Hidup / Manisnya Nanas Dumai yang Selalu Diburu Wisatawan

Manisnya Nanas Dumai yang Selalu Diburu Wisatawan

Minggu, 12 Januari 2025 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Penjual sedang menjajakan Nanas Dumai di Jalan Lintas Sumatera. Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Bagi Anda yang melewati jalan lintas nasional Sumatera, jangan lupa mampir dan mencicipi manisnya nanas Dumai

Di sepanjang jalan lintas nasional Sumatera, tepatnya di kawasan Dumai, pemandangan deretan penjual nanas menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengendara. 

Salah satu penjual yang setia menyajikan nanas manis dan segar adalah Bu Anita, yang sudah bertahun-tahun menjual hasil kebunnya sendiri.

Bu Anita, seorang ibu asal Dumai, menawarkan nanas segar dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp5.000 hingga Rp15.000 per buah, tergantung pada ukuran dan tingkat kematangannya. 

“Nanas ini saya tanam sendiri di kebun saya. Dari pemupukan sampai panen, semua saya rawat dengan penuh perhatian,” ungkap Bu Anita kepada Dialeksis.com.

Nanas Dumai memiliki keunggulan yang membedakannya dari nanas lainnya. Rasanya manis, dengan kadar air yang pas, menjadikannya buah yang menyegarkan untuk dinikmati kapan saja. Tak heran, nanas Dumai sering dijadikan oleh-oleh khas oleh para pelancong yang melintasi daerah ini.

“Banyak yang sengaja mampir hanya untuk beli nanas. Katanya, nanas dari Dumai rasanya beda. Lebih manis dan segar,” tambah Bu Anita. 

Selain itu, nanas Dumai juga dikenal awet jika disimpan dalam waktu beberapa hari, sehingga cocok untuk dibawa ke tempat yang jauh.

Bu Anita menjelaskan bahwa nanas yang dijualnya bukan hasil dari pengepul, melainkan langsung dari kebunnya sendiri yang terletak di pinggiran Dumai. Dengan luas lahan sekitar satu hektare, ia bersama keluarganya mengelola kebun tersebut. 

"Nanas ini asli dari Dumai. Saya tidak ambil dari tempat lain. Ini nanas saya sendiri,” tegasnya.

Proses penanaman nanas di kebunnya cukup memakan waktu, mulai dari menyiapkan bibit hingga masa panen yang membutuhkan kesabaran. Namun, bagi Bu Anita, hasil manis yang didapat dari usaha kerasnya terasa sepadan. 

"Kalau sudah panen, rasanya senang. Apalagi kalau pembeli bilang nanasnya enak,” ucapnya penuh syukur.

Lokasi jualan Bu Anita yang strategis di jalan lintas nasional membuatnya tak pernah sepi dari pembeli. Banyak pengendara, baik lokal maupun luar daerah, yang berhenti sejenak untuk membeli nanas. Bahkan, beberapa di antaranya menjadi pelanggan tetap yang selalu singgah saat melintasi Dumai.

“Sering ada yang pesan banyak untuk oleh-oleh. Kadang juga ada yang ambil buat acara keluarga,” cerita Bu Anita. Ia juga mengaku bahwa menjual nanas tak hanya menjadi sumber penghasilan, tetapi juga cara memperkenalkan produk lokal kepada masyarakat luas.

Sebagai petani sekaligus penjual nanas, Bu Anita berharap produk khas Dumai ini semakin dikenal luas. Ia juga bercita-cita untuk mengembangkan usahanya dengan menambah variasi produk olahan nanas, seperti keripik nanas atau selai nanas. 

“Mudah-mudahan ke depannya ada rezeki lebih supaya saya bisa kembangkan usaha ini. Saya ingin nanas Dumai semakin terkenal,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI