kip lhok
Beranda / Gaya Hidup / Jangan Tergesa-gesa Kunyah Makanan jika Ingin Langsing

Jangan Tergesa-gesa Kunyah Makanan jika Ingin Langsing

Selasa, 13 Februari 2018 22:18 WIB

Font: Ukuran: - +


Ilustrasi makan nasi. (Shutterstock)

DIALEKSIS, Jakarta - Tubuh langsing dan terhindar dari obesitas adalah harapan kebanyakan orang.  Menjaga tubuh bukan berarti tidak makan sama sekali. Selain mengonsumsi makanan bergizi, mengubah kebiasaan makan kita juga bisa menolong mencapai tujuan itu.

Sebuah temuan baru mengatakan cara kita mengunyah makanan dan kapan kita makan dapat memengaruhi berat badan dan kesehatan.

Seorang dokter asal Jepang, Dr Haruhisa Fukuda mengatakan orang yang makan dengan pelan berpeluang terhindar dari obesitas dan memiliki lingkar pinggang yang lebih kecil.

"Perubahan dalam kebiasaan makan dapat memengaruhi obesitas, Indeks Massa Tubuh (BMI), dan lingkar pinggang. Cara ini juga efektif untuk menurunkan risiko kesehatan terkait," kata Fukuda dilansir dari Telegraph, Senin (12/2).

Dokter yang berasal dari Sekolah Pascasarjana Ilmu Kedokteran Universitas Kyushu, Fukuoka, Jepang itu menjelaskan orang yang mengunyah dengan kecepatan lambat bisa mendapatkan manfaat dua kali lipat lebih banyak dibanding mereka yang makan dengan kecepatan normal.

Mereka yang mengunyah dengan kecepatan normal memiliki kemungkinan 29 persen lebih kecil mengalami obesitas, sementara saat mengunyah makanan dengan lambat kemungkinan terhindar dari obesitas akan meningkat 42 persen.

Ia menambahkan, mereka yang makan dengan kecepatan normal dapat mengalami pengurangan lingkar pinggang 0,21 cm sementara yang mengunyah dengan pelan dua kali lipatnya, yakni 0,41 cm.

Tak hanya mengunyah makanan dengan pelan saja. Para ilmuwan juga menyarankan untuk tidak mengonsumsi makanan dua jam sebelum tidur di malam hari untuk menghindari obesitas.

Kesimpulan temuan yang telah dipublikasikan dalam jurnal BMJ Open adalah hasil analisis 60.000 data asuransi kesehatan orang Jepang yang melakukan pemeriksaan reguler antara tahun 2008 sampai 2013.

Para peserta juga ditanya tentang kecepatan makan mereka. Apakah cepat, normal, atau lambat. Selain itu para ahli juga melihat kebiasaan gaya hidup laminnya termasuk kebiasaan makan malam dua jam sebelum tidur, makan malam sambil ngemil, dan melewatkan sarapan.

Kemudian para ahli mengukur berat badan peserta menggunakan skor indeks massa tubuh (BMI) dan juga ukuran lingkar pinggangnya. (Kompas)

Keyword:


Editor :
Sammy

riset-JSI
Komentar Anda