Putra Pariwisata Nusantara (PPN) Aceh, Risky Abdullah. [Foto: IST/Dialeksis.com]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sampah plastik menjadi permasalahan yang dihadapi masyarakat Indonesia dan dunia. Laporan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK), Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah per tahunnya.

Putra Pariwisata Nusantara (PPN) Aceh, Risky Abdullah mengaku miris dengan kondisi ini. Menurutnya, destinasi wisata alam yang indah di Aceh harus dijaga dengan menanamkan rasa tanggung jawab bersama kepada para pelaku wisata.

"Sudah saatnya kita sadar akan bahaya sampah plastik, sebab hal itu akan berdampak besar bagi Indonesia dan penduduk dunia nantinya," kata Risky kepada Dialeksis.com, Rabu (27/11/2019).

"Kita bisa mulai dari hal-hal kecil seperti mengurangi pemakaian kantong plastik, menggunakan tumbler dan buang sampah pada tempatnya," tambah Putra Pariwisata Nusantara Aceh itu.

Menurutnya, sebagai pelaku pariwisata khususnya para milenial di Aceh harus peduli terhadap sampah dan menjadi pelopor dalam menjaga kebersihan lingkungan.

"Aceh dikenal dengan wisata halal dan wisata sejarahnya, mari kita jaga dari sampah agar tetap bersih dan indah ke depan," harapannya.

"Dengan demikian, anak-anak muda jadilah bagian dari pelopor untuk Aceh yang lebih baik," pungkasnya.(sm)