Selasa, 25 November 2025
Beranda / Gaya Hidup / Gedung Amanah Diproyeksikan Menjadi Sentra Kegiatan Ekraf Aceh

Gedung Amanah Diproyeksikan Menjadi Sentra Kegiatan Ekraf Aceh

Selasa, 25 November 2025 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Menteri Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Ekraf) RI, Teuku Riefky Harsya. Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com. 


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pemerintah terus memperkuat ekosistem ekonomi kreatif di Aceh melalui pengembangan fasilitas pendukung yang memadai. 

Dalam kesempatan terbaru, Menteri Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Ekraf) RI, Teuku Riefky Harsya, mengungkapkan rencana pengaktifan kembali Gedung Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (AMANAH), yang nantinya diproyeksikan menjadi pusat kegiatan dan kolaborasi pelaku ekraf di Aceh.

Menteri Ekraf menyampaikan bahwa saat ini pihaknya telah melakukan pertemuan langsung dengan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) terkait status dan kondisi gedung tersebut, yang sebelumnya berada dalam pengelolaan BIN.

“Kami sudah bertemu Kepala BIN. Gedung itu sedang diperbaiki karena sempat mengalami kerusakan, dan kami minta agar bisa diserahkan ke Pemda,” ujar Teuku Riefky kepada awak media usai meninjau program Akselerasi bagi para pegiat startup dan badan usaha Jasa TIK di Hotel Grand Permata Hati Syariah, Banda Aceh, Selasa, 25 November 2025.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa proses pengelolaan dan pemanfaatan Gedung Amanah akan dilakukan melalui kerja sama antara Pemerintah Kota Banda Aceh dan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar, mengingat lokasi gedung berada di wilayah Aceh Besar, sementara aktivitas dan basis komunitas ekonomi kreatif banyak berada di Banda Aceh.

“Tentu nanti melibatkan Pemda Banda Aceh dan Aceh Besar,” jelasnya.

Selain Gedung Amanah, Menteri Ekraf juga menyinggung kesiapan fasilitas lain yang telah dipersiapkan Pemerintah Kota Banda Aceh sebagai ruang aktivitas kreatif.

“Bu Wali kota, Illiza juga sudah menyiapkan gedung untuk kegiatan kreatif. Nanti akan diatur pembahasan bersama Pak Wamen Komdigi, Nezar Patria agar bisa diaktifkan dan dimaksimalkan,” tambahnya.

Rencana aktivasi infrastruktur kreatif ini diharapkan dapat semakin memperkuat ruang berkolaborasi bagi pelaku ekonomi kreatif, khususnya di sektor digital, aplikasi, film, dan subsektor lainnya, sehingga Aceh mampu menjadi pusat pertumbuhan ekonomi kreatif baru di wilayah barat Indonesia.

Menteri Ekraf menekankan bahwa program akselerasi ini menjadi pintu masuk bagi pelaku usaha TIK Aceh untuk naik kelas dan berkolaborasi secara luas dengan sektor industri nasional maupun internasional.

“Tindak lanjutnya nanti, insya Allah, salah satunya akan ada yang menjadi partner bisnis. Pola seperti itu yang akan kita lakukan, bukan hanya pada sektor aplikasi, tetapi juga subsektor digital lainnya,” ujar Menteri Teuku Riefky.

Teuku Riefky menjelaskan, upaya penguatan ekosistem ekonomi kreatif di Aceh dilakukan melalui tahapan kurasi program bersama pemerintah daerah, baik kabupaten/kota maupun provinsi.

“Pemda lebih tahu potensi daerah. Kami mendampingi untuk memilih mana yang siap didorong ke tingkat nasional, termasuk akses pendanaan dan akses pasar,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa langkah ini penting agar karya dan produk digital asal Aceh bisa berkompetisi dan diterima pasar lebih luas.

Menteri Ekraf mengungkapkan bahwa berdasarkan laporan BKPM, tingkat investasi terbesar dari sektor ekonomi kreatif saat ini berasal dari subsektor aplikasi, disusul fashion dan kriya.

“Dunia teknologi aplikasi internasional saat ini sedang menaruh perhatian besar pada potensi anak-anak muda Indonesia,” ungkapnya.

Karena itu, kata dia, pemerintah menyiapkan dukungan menyeluruh agar pelaku aplikasi di daerah mampu tumbuh dan berkolaborasi dengan industri global.

Teuku Riefky menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Aceh atas perkembangan pesat sektor ekonomi kreatif di daerah tersebut.

Program akselerasi Jasa TIK ini menjadi satu dari lima agenda besar Kolaborasi Kreatif Aceh 2025, yang mencakup subsektor fashion, kriya, film, dan aplikasi.

“Tujuannya adalah mencetak pelaku ekraf kabupaten/kota agar siap masuk pasar nasional dan internasional. Kita ingin produk Aceh dikenal dunia,” tutupnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI