Beranda / Feature / Kisah Putri Najmu Syarqiah, Lulus Cumlaude hingga Sukses di Bisnis Fashion

Kisah Putri Najmu Syarqiah, Lulus Cumlaude hingga Sukses di Bisnis Fashion

Kamis, 26 September 2024 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Putri Najmu Syarqiah. Foto: for Dialeksis


DIALEKIS.COM | Banda Aceh - Putri Najmu Syarqiah, lulusan sarjana Ekonomi Syariah dari UIN Ar-Raniry, tidak hanya sukses menyelesaikan studinya dengan predikat cumlaude, tetapi juga berhasil mengelola bisnis fashion yang kian berkembang.

Gadis kelahiran tahun 2002 ini menunjukkan bahwa semangat dan disiplin tinggi bisa menghasilkan prestasi akademik yang cemerlang sekaligus membangun usaha yang sukses.

Putri menyampaikan kebahagiaannya setelah berhasil menyelesaikan studinya dengan predikat cumlaude, meski diiringi tantangan dalam menjalankan usaha. 

"Pastinya senang dan terharu, apalagi dibarengi sama buka usaha yang harus pintar-pintar dalam membagi waktu," ungkapnya kepada Dialeksis usai mengikuti wisuda, Kamis (26/9/2024). 

Ia menyebutkan, pencapaian ini ia persembahkan untuk kedua orang tuanya sebagai bukti bahwa ia bisa mencapai prestasi akademik yang tinggi tanpa meninggalkan usahanya.

Membagi Waktu Antara Kuliah dan Usaha

Putri mengaku tidak harus belajar 24 jam sehari untuk meraih hasil yang memuaskan. "Saya fokus belajar di dalam kelas dan memahami materi yang dosen berikan di kampus, kemudian menarik kesimpulan sendiri agar mudah memahami setiap materi," ujarnya. 

Di awal merintis usahanya, ia harus membagi waktu dengan cermat. Setiap pagi sebelum berangkat kuliah, ia meluangkan waktu untuk packing barang-barang pesanan pelanggan. 

"Barangnya saya bawa di jok motor, setelah dari kampus saya langsung ke J&T untuk mengirim barang," ceritanya. 

Setelah pulang, Putri kembali membuka homestore dan merekap pesanan konsumen. Namun, seiring dengan perkembangan bisnisnya, ia kini sudah memiliki karyawan yang membantunya, sehingga tugas pengiriman barang kini diambil alih oleh kurir.

Perjalanan Putri dalam menjalankan bisnis tidak lepas dari dukungan orang tuanya, meski pada awalnya mereka sempat meragukan langkahnya. "Awalnya kedua orang tua melarang saya membuka usaha karena takut kuliah saya terbengkalai," kenangnya. 

Orang tuanya khawatir Putri tidak akan mampu menjaga prestasi akademiknya, mengingat ia selalu meraih ranking kelas sejak SD hingga SMA. Namun, Putri berhasil meyakinkan mereka bahwa bisnis ini tidak akan mengganggu kuliahnya.

Seiring berjalannya waktu, orang tua Putri mulai melihat perkembangan usahanya dan merasa bangga dengan pencapaiannya. Bahkan, mereka akhirnya berani memberikan pinjaman modal untuk membantu pengembangan bisnis tersebut. 

"Alhamdulillah, saya bisa mengganti motor yang orang tua belikan dengan motor baru, serta membeli iPhone 11 dan 15 Pro dengan uang hasil usaha saya sendiri," kata Putri dengan bangga.

Meski tampak sukses di luar, Putri mengakui bahwa perjalanan tersebut tidak mudah. Salah satu hambatan terbesar yang ia hadapi adalah saat awal merintis usaha. "Setiap pagi saya harus kejar-kejaran antara packing barang dan jadwal kuliah," ujar Putri. 

Tantangan lain datang saat ia menyusun skripsi, di mana kesehatannya sempat menurun sehingga harus bolak-balik dirawat di rumah sakit. Kondisi ini berdampak pada penjualan usahanya, terutama karena ia tidak bisa aktif memposting barang di media sosial. Namun, keberadaan karyawan yang bisa membantu membuat usaha tersebut tetap berjalan, meski tak secepat biasanya.

Setelah menyelesaikan S1, Putri berencana fokus pada pengembangan usahanya, Nasya.id. "Karena saya juga lulusan ekonomi dan bisnis, saya merasa ada baiknya untuk sementara fokus pada pengembangan bisnis ini," ujarnya. Putri ingin mengembangkan Nasya.id menjadi lebih besar lagi.

Dengan semangat yang besar, Putri berharap Nasya.id bisa terus berkembang. "Semoga Nasya.id bisa membuka banyak cabang, tidak hanya di bidang jilbab, tetapi juga banyak bidang lain. Saya ingin mempekerjakan banyak orang dan memiliki perusahaan sendiri yang besar," harapnya.

Meskipun Nasya.id belum sebesar usaha-usaha besar lainnya, Putri mengaku bahwa konsumennya sudah tersebar di seluruh Indonesia, bahkan hingga luar negeri, seperti Taiwan. Reseller Nasya.id pun datang dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Aceh, Padang, Medan, dan Kalimantan. 

Putri memulai usahanya pada tahun 2021, dengan penghasilan kotor sekitar 10 juta rupiah di bulan-bulan awal. Setelah dikurangi biaya endorse dan peralatan, omset bersih yang didapatkan adalah sekitar 4 juta rupiah. Namun, dengan kerja keras dan dedikasi, Putri optimis usahanya akan terus berkembang dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas.***

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI