Beranda / Feature / Garuda Kuning Emas, Shabela atau Haili Yoga?

Garuda Kuning Emas, Shabela atau Haili Yoga?

Minggu, 16 Juni 2024 10:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Bahtiar Gayo

DIALEKSIS.COM| Feature- Mengapa pasangan Haili Yoga- Muhsin serius mendaftar ke Gerindra? Mereka membuktikan dengan menyampaikan visi dan misinya di DPD Gerindra Aceh. Padahal pasangan ini yang diusung Golkar sendiri sudah cukup kuota, memiliki 5 kursi di parlemen. Ditambah lagi Hanura dan PPP.

Publik mempertanyakan masalah ini. Apakah ini trik Haili dan Muhsin ingin mengembosi pasangan Shabela, yang wakilnya merupakan putra terbaik Gerindra (Eka Saputra) yang kini duduk di DPRK.

Ada fenomena menarik dalam Pilkada Aceh Tengah, khususnya partai presiden terpilih. Ada dua pasangan yang serius memperebutkan “Kasih sayang” Gerindra untuk bertarung.

Dari banyaknya kandidat, hingga saat ini hanya dua pasangan yang serius menyampaikan visi dan misinya di DPD Gerindra Provinsi Aceh. Awalnya Gerindra disebut-sebut “milik” pasangan Shabela, namun belakangan Haili Yoga dan Muhsin juga serius menyampaikan visi dan misinya.

Mengapa Haili memperebutkan Gerindra? Apakah pasangan Haili takut dengan kekuatan Shabela, sehingga perlu “dibocori” perahunya. Dengan demikian pasangan Shabela akan kelabakan mencari perahu yang lain (itu juga kalau Gerindra mempercayakan kepada Haili).

Bila Gerindra tidak mempercayakan mandatnya kepada Shabela, maka popularitas dan kekuatan Shabela tergerus. Publik akan mempertanyakan keseriusan Shabela yang sejak awal sudah yakin dengan Gerindra, namun perahu itu bisa direbut orang lain.

Haili dan Muhsin sudah menabuh “genderang” perang, walau partai yang mengusungnya sudah memiliki kekuatan untuk maju, melebihi kuota.

Namun dia masih menggangu perahu yang akan ditumpangi pihak lain. Dan itu sah sah saja, karena partai yang bersangkutan belum memberikan mandat kepada seseorang. Dalam pertarungan politik ” merebut” peluang bukan barang yang dilarang.

Tentunya Shabela juga akan berjuang, memperebutkan tiket yang disiapkan Gerindra dalam Pilkada ini. Sudah barang tentu perjuangan itu akan menyita waktu, pemikiran, dana dan tenaga. Sejauh mana Shabela bisa meyakinkan DPP Gerindra agar partai garuda berwarna kuning dengan dasar merah putih ini mempercayainya sebagai petarung dalam Pilkada.

Energi ekstra yang dikeluarkan Shabela sudah tentu menguntungkan rivalnya, Haili “ Muhsin. Dan itu lumrah dalam dunia politik, saling “tekel” dalam perjalanan, diibaratkan sebagai pemanasan sebelum pertarungan yang sesungguhnya.

Bagi Haili- Muhsin, seandainya Gerindra tidak memberikan mandat kepada pihaknya, secara persyaratan untuk Pilkada tidak merugikan pihaknya. Karena kuota untuk bertarung, perahunya sudah mereka miliki.

Namun ketika Gerindra memberikan mandat kepada mereka, tentunya kekuatan mereka akan bertambah dan melesat tinggi. Karena salah seorang rivalnya dalam Pilkada ini sudah berhasil mereka gembosi.

Atau ini merupakan sebuah jembatan yang dibangun Haili- Muhsin, untuk memudahkan perjuangan mereka. Seandinya Gerindra berhasil direbut, dan mereka menang dalam Pilkada Aceh Tengah, tentunya akan memudahkan mereka untuk membangun daerah.

Kenapa? Karena presiden merupakan tokoh Gerindra dan mereka menang diusung Gerindra, tentunya nilai mereka di mata presiden anak naik. Nilai ini membantu memudahkan mereka untuk menarik dana dan berbagai kegiatan lainya di pusat untuk dilakukan di daerah Gayo Lut.

Sebuah trik yang jitu, punya visioner ke depan untuk membangun daerah, sekiranya mereka menjadi orang yang mengambil kebijakan untuk Aceh Tengah.

Sejauh ini penulis belum mendapat keterangan dari Haili Yoga, berulang kali HP-nya berdering selama dua hari, namun tidak ada jawaban. Sejumlah pertanyaan publik ini belum mendapat jawaban versi Haili.

Dilain sisi, pasangan Shabela- Eka Putra berkeyakinan Partai Gerindra memberikan mandat kepada pihaknya untuk bertarung dalam Pilkada 2024 ini. “Insyah Allah tetap seperti komitmen awal, Gerindra akan ke kita,” sebut Shabela yang diamini Eka Putra, ketika Dialeksis.com meminta tanggapanya.

Namun tidak tertutup kemungkinan ada pihak lain juga yang ingin mendapatkan “bahtera” gerindra, selain Haili dan Shabela. Bagaimana drama dari perebutan perahu ini, menarik untuk disimak dan diikuti. Nuansa “pertarungan” itu sudah terasa.

Sejauh ini partai besar lainya, Nasdem yang meraih lima kursi di parlemen DPRK, belum mengumumkan kepada siapa mereka menyematkan amanah dalam Pilkada ini. Sebelumnya digadang-gadang, Nasdem akan ditumpangi Al Hudri, Pj Bupati Gayo Lues, namun sampai saat ini Nasdem belum menentukan pilihanya.

Di Aceh Tengah sudah muncul lima pasangan dengan sejumlah partai pendukung dan satu pasangan dari jalur independen dalam perhelatan perebutan BL 1 G ini.

Pasangan Bardan Sahidi (anggota DPRA) dan Karimansyah (mantan Sekda Aceh Tengah). Pasangan Beriman ini didukung PKS dan PKB.

Selain itu ada pasangan Alaidin Abu Abbas (anggota DPRA) yang berpasangan dengan Samsuddin (anggota DPRK Aceh Tengah dari PDIP). Pasangan ini didukung Demokrat dan PDIP (DPP PDIP belum memutuskan siapa yang diusung) dan Partai Ummat.

Satu pasangan dari jalur independen, Irmansyah dan Azza Afri Saufa. Kini berkas pasangan independen ini dalam tahap verifikasi untuk menentukan kelolosanya dalam pertarungan Pilkada.

Dua lagi pasangan yang kini sedang mengendus perahu Gerindra, pasangan Shabela Abubakar- Eka Putra dan pasangan Haili Yoga yang bergandengan dengan Muhsin Hasan.

Sementara Al Hudri Pj Bupati Gayo Lues yang digadang-gadang juga akan meramaikan Pilkada, sejauh ini belum diketahui keseriusanya dan partai yang akan mengusungnya.

Waktu terus berputar, nuansa perpolitikan di negeri penghasil kopi terbaik dunia ini menyebarkan aroma. Kopi itu jujur dalam rasa dan aroma, berbeda dengan politik yang setiap saat bisa berubah.


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda