kip lhok
Beranda / Feature / Dahsyatnya Doa Ibunda, Jasad 5 Hari Terbenam di Sungai Terangkat Kepermukaan

Dahsyatnya Doa Ibunda, Jasad 5 Hari Terbenam di Sungai Terangkat Kepermukaan

Kamis, 16 Desember 2021 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Bahtiar Gayo
Samsidar, Berdoa mengajak anaknya bangun dan pulang (foto/Khalidin Serambinews)

DIALEKSIS.COM| Subulussalam- “Doa ibumu dikabulkan Tuhan dan kutukannya jadi kenyataan. Rida Ilahi karena ridanya, murka Ilahi karena murkanya,” sepenggal bait lagu Keramat yang dilantunkan Rhoma Irama, kini menjadi kenyataan dalam musibah kecelakaan di Sungai Lae Kombih, Subulussalam.

Sudah lima hari jasad Tata Agusniati bersemayam dalam sungai Lae Kombih, Kecamatan, Desa Sikelang, Kecamatan Penanggalan, Kota Subussalam. Pencarian yang dilakukan tim belum membuahkan hasil.

Ahirnya ibu korban turun ke lapangan, setelah anaknya mengalami kecelakaan mobil travel Toyota Kijang Innova yang terjun ke jurang. Dia memanjatkan doa ke Ilahi Rabbi, mengajak anaknya bangun dan kembali pulang, sambil dia menepuk-nepuk air sungai tempat anak yang sudah lima hari bersemayam.

Dahsyat…..!!! Doa sang ibu yang sudah melahirkan dan membesarkanya dikabulkan Tuhan. Pada hari itu juga jasad anaknya yang sudah bersemayam di sungai selama 5 hari, ahirnya ditemukan tim yang sudah melakukan pencarian di hari kelima musibah.

Doa bunda dalam linangan air mata berbahasa Aceh. "Beudoh Neuk, Beudoh Neuk. Beudoh Aneuk Mak. Beudoh Neuk. Getanyoe jak woe Neuk. Beudoh Neuk. Beudoh laju Neuk. Beudoh Aneuk Mak. Allahu Akbar ".

Artinya," Bangun anakku bangun. Bangun anak Bunda, bangun anakku, kita pulang anakku. Bangunlah anakku. Bangun terus nak, bangun anak Bunda.  Allahu Akbar ".

Kalimat ini keluar dari bibir Samsidar yang datangnya dari relung hati terdalam. Kalimat permintaan kepada anaknya untuk bangun dan kembali pulang, walau hanya jasadnya yang dibawa ke rumah.

Pemandangan mengharukan ini, terjadi Kamis (16/12/2021) di pinggir sungai Lae Kombih, Desa Sikelang, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam. Setelah memasuki hari kelima jasad korban kecelakaan mobil travel ini .

Seperti diberikan Serambinews, Samsidar ibu dari korban Tata Agusniati datang kelokasi musibah bersama putri bungsunya Anisa Ramadhani (16).

Sudah lima hari musibah, baru istri Zubir Hasan (53) diperkenan untuk kelokasi. Hal itu sengaja dilakukan, ibu korban tidak dibawa kelokasi ditakuti akan shock atau drop. Hati seorang ibu kepada anaknya pasti akan rapuh ketika mengalami musibah.

Hari hari sudah berlalu, namun jasad Tata Agusniati belum ditemukan. Bathin sang ibu tidak sanggup lagi menunggu lama, dia harus turun ke lokasi untuk menjemput anaknya yang sudah lima hari bersemayam dalam sungai Lae Kombih. 

Dengan segala pengharapan, Samsidar turun ke sungai, ingin berjumpa dengan anaknya walau telah menjadi jasad.

Kalimat yang diucapkanya dalam Bahasa Aceh: Beudoh Neuk, Beudoh Neuk. Beudoh Aneuk Mak. Beudoh Neuk. Getanyoe jak woe Neuk. Beudoh Neuk. Beudoh laju Neuk. Beudoh Aneuk Mak. Allahu Akbar, dikabulkan Tuhan. Doa itu telah merubah keadaan,  jasad sang anak ditemukan. 

Sementara Anisa Ramadhani adik korban membaca surat Yasin ke lokasi musibah. Doa dalam linangan air mata dari mereka yang sedang diuji Tuhan dengan musibah ini, membuahkan hasil.

Ketika jasad mahasiswi STIKes Helvetia Medan berhasil dievakuasi tim  ke daratan sekitar pukul 11.00 WIB, isak tangis menghiasi lokasi musibah. Bahkan ibu korban yang sudah berdoa mengajak anaknya untuk bangun dan pulang, ahirnya lunglai.

Samsidar matanya sembab dipenuhi air hangat. Air bening ini mengalir dipipinya. Ahirnya para kerabat yang juga turun kelokasi dan Zubir Hasan, suami Samsidar memapah wanita kelahiran Gasue, 6 Agustus 1977 ini ke posko di tepi sungai.

Suasana haru masih menyelimuti lokasi musibah, dimana pada hari ditemukan jasad Tata Agusniati, merupakan hari dia yang harusnya mengikuti wisuda di Institut Yayasan Pendidikan Kesehatan Helvetia, Medan Sumatera Utara.

“ Pada hari ini, Kamis (16/12/2021) ini sejatinya adalah momen bahagia bagi anak kami Tata Aguniati dan keluarga, karena dia akan diwisuda S1 kebidanan di Institut Kesehatan Helvetia Medan Sumatera Utara,” sebut Zubir Ayahanda almarhumah Tata Agusniati.

“Bagaimana hancurnya perasaan kami, karena besok seharusnya anak saya itu diwisuda. Dia kuliah dengan susah payah. Walaupun saya tidak punya uang tapi buat pendidikan anak, apapun saya perjuangkan,” sebut Zubir, seperti dikutip Serambi Indonesia.

Tata Agusniati adalah mahasiswi jurusan SI Kebidanan di Medan Sumatera Utara. Dia bersama rekanya Khairumi (22) warga Desa Ujong Tanoh Darat Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat, menjadi korban laka lantas terjun ke jurang ini.

Jasad Khairumi telah ditemukan lebih dahulu, pada hari kedua pascakejadian mobil jatuh Senin (13/12/2021). Jasad Khairumi ditemukan tepat di hari dia yang seharusnya menjalani Yudisium, sedangkan Tata Agusniati ditemukan pada hari dia diwisuda.

Kecelakaan Mobil Innova BL 1537 EF pada Minggu (12/12/2021) di dalamya ada 7 penumpang yang mengalami musibah. Ke tujuh korban kecelakaan ini ; Arman Yusuf (50) Desa Gampong Kubu Kecamatan Arongan Lambalek, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, sebagai pengemudi kenderaan.

Muhammad Amri Lubis (30) Warga Desa Kuta Trieng Kecamatan Labuhan Haji Barat, Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh. Fitri Elfirati (26), warga Desa Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten, Nagan Raya, Provinsi Aceh.

Tata Agusniati (22) warga Jalan Imam Bonjol Dusun COT Desa Seuneubok Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh. Sudarseh (68) Islam warga Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh.

Khairumi (22) Tahun warga Desa Ujong Tanoh Darat Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Provinsi, Aceh. Masdi (49) warga Jalan B Wijaya Kesuma Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan Provinsi Sumut.

Beragam cara Tuhan menjemput hamba-hambaNya untuk kembali. Ada dengan cara musibah, seperti yang dialami Tata Agusniati. Beragam macam cara pula Tuhan menunjukan kebesaranya. Buktinya sudah lima hari jasad Tata Agusniati bersemayam di Sungai Lae Kombih, namun tidak ditemukan.

Ketika ibu yang melahirkan dan membesarkanya turun ke lokasi, berdoa dan mengajak anaknya bangun dan pulang, Tuhan menunjukan kekuasanya, bahwa Keramat seorang ibu itu terbukti. Tuhan mengabulkan doa ibu yang telah melahirkan Tata Agustiani.

“Doa ibumu dikabulkan Tuhan dan kutukannya jadi kenyataan. Rida Ilahi karena ridanya, murka Ilahi karena murkanya”. Keramat. Doa Bunda yang dikabulkan Tuhan. Musibah Lae Kombih buktinya. *** Bahtiar Gayo


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda