Beranda / Feature / Apa Kabar Raja dan Ratu Baca Aceh 2021?

Apa Kabar Raja dan Ratu Baca Aceh 2021?

Selasa, 07 Desember 2021 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Baga

Aflidar Firya (Raja Baca 2021 (Kiri)) dan Nasya Nazmah (Ratu Baca 2021 (Kanan)). [Foto: DPKA]


Perjaka ganteng dan dara Aceh yang manis harus mengikuti seleksi dengan ketat untuk menjadi raja dan ratu. Eits tunggu dulu, mereka bukan mau dinobatkan menjadi raja dan ratu sehari yang duduk di pelaminan.

Walau mereka masih single, namun seleksi untuk menjadikan mereka sebagai raja dan ratu bukan mau disandingkan dipelaminan. Memang mereka dipilih, diseleksi dengan ketat untuk menjadi raja dan ratu Aceh.

Walau nanti, siapa tahu mereka berjodoh hingga ke pelaminan, namun tujuan utama dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA), bukan mau menjodohkan mereka. Namun dinas ini melakukan seleksi ketat untuk memilih Raja dan Ratu Baca Aceh.

Persyaratannya juga lumanyan berat, tentunya harus dara dan jaka, belum menikah. Usia mereka antara 20 sampai 30 tahun. Tidak terikat dengan kedinasan ataupun pekerjaan lainnya. Ada lagi persyaratan lainnya, mereka terdaftar sebagai anggota Pustaka Aceh dan perpustakaan umum provinsi atau di kabupaten/kota masing-masing.

Bagi yang tidak menjiwai soal perpustakaan, dan punya minat baca, rasanya sulit untuk ikut ambil bagian. Apalagi ada persyaratan lainnya, ketika dinyatakan lolos ke 10 besar mereka harus menyiapkan presentasi, dan mengisi serta menandatangani  pakta integritas yang telah dipersiapkan oleh panitia melalui googleform.

Menurut kepala DPKA, Dr Edi Yandra S.STP MSP, mereka yang diseleksi untuk menjadi Raja dan Ratu Baca Aceh tahun 2021 ini, dalam rangka mengembangkan budaya baca dan pembinaan perpustakaan di lingkungan masyarakat Aceh.

“Mereka akan menjadi cerminan masyarakat Aceh dalam mengembangkan budaya baca dan pembinaan perpustakaan. Makanya mereka diseleksi, juga menyampaikan presentasi. Seleksi ini dapat diketahui bagaimana misi dan visi mereka dalam mengembangkan budaya baca dan pembinaan perpustakaan,” sebut Edi Yandra.

Kegiatan yang sudah dilangsungkan pada Oktober lalu dan sudah dinobatkan Raja dan Ratu baca Aceh ini, ternyata banyak diminati. Tercatat ada 53 peserta yang mendaftar. Kemudian, 48 diantaranya dinyatakan lulus administrasi.

Persaingan ketat, untuk siapa yang berhak dinobatkan menjadi Raja dan Ratu Baca Aceh pun terus bergulir. Dara manis Aceh yang dikenal cantik dan perjaka yang ganteng, setelah melalui tes tulis melalui online, akhirnya diputuskan hanya 20 peserta yang berhak untuk ujian tahap selanjutnya, ketika dilangsungkan tatap muka.

Mereka tentunya manusia pilihan, memiliki pengetahuan, berpenampilan menarik, beretika dalam budaya Aceh. Mau dan mampu diharapkan mengembangkan budaya baca dan melakukan pembinaan perpustakaan, serta punya semangat yang tinggi yang diwujudkan para peserta dalam bentuk persentasi melalui misi dan visi.

Menurut Edi Yandra, seleksinya ketat. Tahapan seleksi juga berlangsung seru, dimana para peserta harus menunjukan kemampuanya untuk dinobatkan sebagai Raja dan Ratu Baca Aceh. 

Dari peserta yang diseleksi, munculnya nama Aflidar Firya. Raja Baca Aceh tahun 2021 ini merupakan warga Meunasah Papeun, Kabupaten Aceh Besar yang kuliah di Program Studi (Prodi) Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry.

Ratu Bacanya terpilih Nasya Nazmah. Gadis cantik ini merupakan warga Gampong Waido, Kecamatan Peukan Baro, Kabupaten Pidie yang berstatus mahasiswi Prodi Ilmu Politik FISIP Universitas Syiah Kuala (USK). 

Bukan hanya mereka berdua, namun ada juga juara favorit satu Raja dan Ratu Baca Aceh 2021. Raja Favoritnya diraih oleh Andre Giovani, warga Rukoh, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh yang juga mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Ar-Raniry dan Ratu Favoritnya Tasya Rizfi Putri, warga Lam Ara, Banda Raya, Banda Aceh, berstatus mahasiswi Fakultas Hukum USK.

Selanjutnya, juara favorit II Raja dan Ratu Baca Aceh 2021 diraih Safrizal, warga Desa Puuk, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar. Ia merupakan lulusan Prodi Pendidikan Kimia FKIP USK dan Rahmadani, warga Desa Timang Gajah, Kabupaten Meriah yang kuliah di Prodi Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry.

Para pemenang dan mereka yang masuk nominasi favorit, ternyata didominasi mahasiswa UIN Ar- Raniry dan USK. Disiplin ilmunya juga beragam, bukan khusus mengenai perpustakaan. Namun mereka memang mempersiapkan diri untuk minat baca dan perpustakaan.

“Semoga dengan terpilihnya para Raja dan Ratu Baca Aceh ini dapat mendukung program-progam yang ada di DPKA dan kabupaten/kota. Mereka diharapkan mampu merealisasikan program-program mereka yang telah disampaikan saat persentasi,” sebut kepala DPKA, Edi Yandra.

Raja dan Ratu Baca Aceh sudah terpilih dan sudah dinobatkan. Pemilihan mereka juga tidak mudah, harus melalui proses yang ketat. Walau negeri ini masih dibalut dengan wabah Covid-19, namun Raja dan Ratu Baca Aceh berhasil dipilih. Semoga dengan terpilihnya mereka budaya baca dan pengembangan perpustakaan di Aceh ada nuansa dan warna yang baru. Amin. ** Bahtiar Gayo

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda