Beranda / Ekonomi / Tekan Laju Inflasi, Distan Aceh Besar Dampingi Petani Budidaya Tanaman Holtikultura

Tekan Laju Inflasi, Distan Aceh Besar Dampingi Petani Budidaya Tanaman Holtikultura

Kamis, 12 September 2024 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Kepala Dinas Pertanian Aceh Besar Jakfar SP MSi bersama Kabag Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setdakab Aceh Besar Darwan Asrizal melakukan panen cabe di Gampong Weu Kecamatan Kota Jantho, Kamis (12/9/2024). [Foto: Media Center AB]


DIALEKSIS.COM | Jantho - Pemerintah Kabupaten Aceh Besar melalui Dinas Pertanian kini gencar menekan laju inflasi lewat pembinaan dan pendamping terhadap para petani untuk melakukan budidaya tanaman holtikultura dengan pola tumpangsari.

Tanaman yang ditanam para petani khususnya di kawasan Seulimeum dan Kota Jantho yaitu cabe, timun dan terong.

Hal itu sebagaimana disampaikan Kepala Dinas Pertanian Aceh Besar Jakfar SP MSi pada saat meninjau panen cabe dan timun di Gampong Weu Kecamatan Kota Jantho, Kamis (12/9/2024).

"Alhamdulillah, hari ini Kelompok Tani Ubah Nasib berhasil panen Cabe dan Timun di Gampong Weu Kota Jantho, luar biasa hasilnya, semoga terus semangat bertani sehingga dapat terus menekan laju inflasi di daerah kita," ujar Jakfar.

Turut mendampingi Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Aceh Besar Rita Aulia, dan Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setdakab Aceh Besar Darwan Asrizal serta Penyuluh Pertanian Kecamatan Kota Jantho.

Jakfar juga mengatakan, beberapa pekan yang lalu juga melakukan panen sayur terong ungu di Gampong Seuneubok, Kecamatan Seulimuem. 

"Dalam hal ini sesuai dengan arahan Pj Bupati, bahwa pemerintah juga melakukan intervensi dengan membantu petani berupa bibit , pupuk dan obat obatan, berhasil menstabilkan harga-harga comuditi tersebut," imbuhnya.

Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setdakab Aceh Besar Darwan Asrizal mengatakan, harga timun dipasaran saat ini mencapai Rp. 6000/kg, sementara Cabe juga cukup tinggi pada panen perdana pertengahan Agustus lalu yaitu Rp 70.000/kg, hari ini panen ke-8, harganya sudah turun sekitar Rp. 30.000/Kg.

"Sehingga dengan luas lahan tanam 1,5 hertar saja, sudah sangat luar bisa hasil panen satu kelompok Tani, selain telah mencukupi untuk kebutuhan rumah tangga, masih ada hasil yang bisa dijual," kata Darwan.

Timun dan cabai merupakan dua tanaman yang sering dibudidayakan oleh petani karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Timun sering digunakan dalam berbagai masakan dan memiliki masa panen yang cukup singkat. Sementara itu, cabai adalah bumbu wajib dalam banyak masakan di Aceh khususnya.

Dengan menanam timun dan cabai bersama-sama, petani dapat mengurangi risiko kerugian akibat serangan hama atau penyakit, karena hama yang menyerang satu jenis tanaman tidak selalu akan menyerang jenis tanaman lainnya.

Budidaya tanaman timun dan cabai dengan pola tanam tumpangsari merupakan metode yang efektif dan efisien. Meskipun menghadapi kendala seperti keriting daun dan stress tanaman, dengan pemantauan rutin dan penanganan yang tepat, kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan baik. Hasilnya, bisa menikmati pertumbuhan tanaman yang subur nan sehat. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda