DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Aceh periode 2025-2028 resmi dilantik dalam sebuah acara khidmat di Anjong Mon Mata, Meuligoe Gubernur Aceh, Minggu (2/11/2025).
Acara ini menandai dimulainya babak baru kiprah pengusaha muda di Tanah Rencong, dengan Said Rizqi Saifan dikukuhkan sebagai Ketua Umum BPD HIPMI Aceh.
Pengusaha muda enerjik kelahiran Meulaboh tahun 1990 ini terpilih secara aklamasi pada Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) XV sebelumnya, sehingga pelantikannya mendapat dukungan luas berbagai pihak.
Visi Kolaborasi Atasi Kemiskinan dan Tarik Investasi
Dalam pidato perdananya sebagai ketua, Said Rizqi menegaskan komitmen HIPMI Aceh untuk menjadi mitra strategis Pemerintah Aceh dalam mengatasi kemiskinan dan pengangguran.
Ia menyatakan kesiapan HIPMI Aceh “berkolaborasi, siap bersama-sama menyukseskan program Bapak Gubernur Aceh dalam menekan kemiskinan yang ada, juga membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya,” tegasnya.
Pernyataan ini sejalan dengan visi pemerintah daerah yang tengah fokus menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan kesempatan kerja bagi masyarakat.
Said Rizqi juga memanfaatkan momentum pelantikan ini untuk membantah stigma negatif bahwa Aceh kurang aman bagi investor.
Menurutnya, kehadiran Ketua Umum BPP HIPMI Akbar Himawan Buchari ke Banda Aceh menjadi bukti bahwa Aceh kondusif dan siap menerima investasi besar.
Ia pun mengajak jaringan HIPMI di tingkat pusat membantu mempromosikan Aceh. “Kami mohon melalui jejaring komunikasi Ketum, datangkanlah investasi yang sebesar-besarnya ke Aceh. BPD HIPMI Aceh siap memfasilitasi, dan Pemerintah Aceh serta seluruh elemen masyarakat siap membuka diri untuk investasi yang masuk,” harap Said Rizqi.
Optimisme ini mendapat sambutan dari Akbar Buchari yang berjanji menjadikan Aceh prioritas investasi BPP HIPMI untuk membantu mendongkrak perekonomian daerah. Akbar bahkan menegaskan siap berkoordinasi dengan Said Rizqi guna mendatangkan investasi besar sebagai solusi tantangan fiskal Aceh yang menghadapi pemangkasan anggaran pusat.
Jejak Karier dan Usaha Said Rizqi Saifan
Sosok Said Rizqi Saifan dikenal luas di kalangan pemuda Aceh Barat sebagai figur organisatoris yang aktif, mandiri, dan berprestasi secara akademik. Usai menamatkan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Jakarta, Said Rizqi memutuskan kembali ke kampung halamannya di Meulaboh untuk berkontribusi pada pembangunan daerah. Pria 35 tahun yang akrab disapa Saifan ini terjun ke dunia wirausaha dengan mendirikan sejumlah usaha sejak usia muda.
Ia merupakan Owner-Operator Beutari Group (antara lain membawahi PT Beutari Kawom Tamita) dan memiliki bisnis di bidang konstruksi serta kuliner. Salah satu usahanya yang dikenal adalah Berlin Coffee & Snack di Meulaboh, sebuah kafe yang ia dirikan sebagai wadah kreativitas kaum muda sekaligus unit bisnis yang ikut menyumbang pendapatan keluarganya.
Selain itu, ia juga mendirikan perusahaan kontraktor (CV Saifan Karya) yang turut membangun infrastruktur lokal. Berkat kiprahnya di dunia usaha inilah Said Rizqi memahami tantangan wirausaha daerah dan pentingnya iklim investasi yang kondusif.
Di ranah organisasi, rekam jejak Said Rizqi pun tak kalah mentereng. Ia pernah menjabat Ketua Umum HIPMI Aceh Barat dan aktif di berbagai organisasi kepemudaan serta komunitas bisnis lokal. Pengalaman memimpin HIPMI di tingkat kabupaten tersebut menjadi modal berharga baginya untuk menahkodai HIPMI Aceh di level provinsi.
Bahkan di dunia politik, Said Rizqi sempat mencalonkan diri sebagai legislator DPRK Aceh Barat pada 2019 melalui Partai Golkar, menunjukkan kepeduliannya pada pembangunan daerah dari berbagai sisi. Meski tidak berkiprah di legislatif, langkah itu semakin memperluas jaringan dan wawasan pengabdiannya bagi masyarakat Aceh Barat.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Amanah sebagai Ketua BPD HIPMI Aceh tentu bukan tanpa tantangan. Aceh masih bergelut dengan predikat sebagai salah satu daerah tertinggal secara ekonomi; bahkan menyandang stigma sebagai provinsi termiskin di Sumatra. Kondisi ini diperparah dengan pemangkasan Dana Transfer ke Daerah (TKD) yang mengurangi APBA Aceh hingga sekitar Rp1 triliun.
Target ambisius pemerintah pusat untuk menurunkan tingkat kemiskinan nasional ke 6,7% pada 2029 juga menjadi latar yang menuntut kerja ekstra di Aceh. M. Nasir, Sekda Aceh, dalam sambutannya pada pelantikan, berharap kepengurusan HIPMI Aceh yang baru beranggotakan 162 pengusaha muda dapat menjadi motor penggerak kebangkitan ekonomi daerah.
“Dengan kolaborasi antara HIPMI dan Pemerintah Aceh ke depan, kita bisa menghadapi segala tantangan ini bersama-sama,” ujarnya optimis.
Harapan besar kini bertumpu pada pundak Said Rizqi Saifan sebagai nakhoda baru HIPMI Aceh. Berbekal latar belakang pendidikan yang mumpuni, jaringan organisasi yang luas, serta pengalaman merintis usaha dari bawah, Said Rizqi diyakini mampu membawa angin segar bagi pemberdayaan ekonomi Aceh. Gaya kepemimpinannya yang enerjik dan inklusif diharapkan dapat mendorong kolaborasi erat antara pemerintah daerah, investor, dan komunitas pengusaha muda.
“Kami yakin dengan hadirnya HIPMI, kolaborasi ini bisa menghadapi segala tantangan bersama,” tandas Sekda M. Nasir, menggambarkan optimisme terhadap kiprah HIPMI di bawah komando Said Rizqi.
Dengan semangat gotong royong dan inovasi, Ketua HIPMI Aceh yang baru ini siap mengarungi babak baru, mengatasi berbagai kendala ekonomi, sembari menarik investasi guna mewujudkan Aceh yang lebih sejahtera.