Minggu, 06 Juli 2025
Beranda / Ekonomi / Rupiah Melemah Tipis, Asing Borong SBN Rp15 Triliun di Awal

Rupiah Melemah Tipis, Asing Borong SBN Rp15 Triliun di Awal

Sabtu, 05 Juli 2025 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Ilustrasi. Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah. [Foto: dok. BI]


DIALEKSSIS.COM | Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat pada awal Juli 2025, namun minat investor asing terhadap Surat Berharga Negara (SBN) justru meningkat tajam.

Bank Indonesia (BI) mencatat, rupiah ditutup pada level Rp16.185 per dolar AS pada Kamis (3/7), dan dibuka melemah ke level Rp16.200 pada Jumat pagi (4/7/2025).

“Meski tekanan global masih tinggi, pasar SBN tetap menunjukkan daya tarik bagi investor,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan tertulis yang diterima pada Sabtu (5/7/2025).

Yield SBN 10 tahun turun tipis ke 6,59% pada Kamis, dan stabil di 6,60% pada Jumat pagi. Sementara itu, indeks dolar (DXY) melemah ke level 97,18, dan yield US Treasury Note 10 tahun naik ke 4,346%.

Asing Kembali Masuk ke Pasar Surat Utang

Data transaksi pada 30 Juni - 3 Juli 2025 menunjukkan investor nonresiden melakukan beli neto sebesar Rp10,79 triliun. Mereka melakukan beli neto Rp15,14 triliun di pasar SBN, meski mencatat jual neto di pasar saham Rp2,31 triliun dan di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp2,04 triliun.

“Minat asing ke SBN masih tinggi, mencerminkan kepercayaan terhadap fundamental ekonomi Indonesia,” kata Ramdan.

Secara kumulatif sepanjang 2025 hingga 3 Juli, asing tercatat jual neto Rp52,95 triliun di pasar saham dan Rp34,72 triliun di SRBI, namun beli neto Rp53,07 triliun di pasar SBN.

Risiko Kredit Indonesia Menurun

Indikator risiko kredit Indonesia juga membaik. Premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5 tahun per 3 Juli 2025 tercatat sebesar 74,60 basis poin (bps), turun dari posisi 77,60 bps pada 27 Juni.

BI menegaskan akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait guna menjaga stabilitas nilai tukar dan ketahanan eksternal Indonesia.

“Strategi bauran kebijakan akan terus dioptimalkan untuk menghadapi dinamika global,” tegas Ramdan. [ra]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI