Kamis, 13 Maret 2025
Beranda / Ekonomi / Revolusi Kilang Nasional: 1 Juta Barel/Hari untuk Pemerataan Energi

Revolusi Kilang Nasional: 1 Juta Barel/Hari untuk Pemerataan Energi

Selasa, 11 Maret 2025 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia. [Foto: dok. KESDM]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pemerintah Indonesia semakin serius memperkuat ketahanan energi nasional dengan memperluas kapasitas kilang minyak (refinery) hingga dua kali lipat dari rencana awal. 

Proyek strategis ini, yang menjadi bagian dari percepatan hilirisasi dan pemerataan energi, akan membangun kilang jumbo berkapasitas total 1 juta barel per hari di berbagai wilayah, termasuk Kalimantan, Jawa, Sulawesi, hingga Maluku-Papua.

"Kita akan bangun kilang minyak kurang lebih sebesar 1 juta barel per hari, dan itu akan kita lakukan di beberapa tempat agar terjadi pemerataan," tegas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Senin (10/3) malam. 

Langkah ini, menurutnya, merupakan hasil rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto untuk menghentikan ketergantungan Indonesia pada impor minyak dan kilang asing.

Peningkatan kapasitas kilang minyak hingga 100%, dari semula 500 ribu barel menjadi 1 juta barel per hari, dinilai sebagai lompatan besar dalam sejarah energi Indonesia. Bahlil menegaskan, keputusan ini tak hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga memperkuat kedaulatan energi. 

"Karena kita masih impor 1 juta barel per hari, maka terminal penyimpanan BBM (storage) juga akan dibangun dengan kapasitas setara," ujarnya.

Proyek ini sekaligus menjadi implementasi dari Asta Cita Kabinet Merah Putih, khususnya poin kemandirian ekonomi dan kedaulatan energi. Selain kilang, pemerintah akan membangun infrastruktur pendukung seperti pengolahan Dimethyl Ether (DME) dari batubara untuk menggantikan Liquified Petroleum Gas (LPG). 

"Sumatera dan Kalimantan akan jadi lokasi utama DME karena cadangan batubaranya melimpah," jelas Bahlil.

Hilirisasi Mineral hingga Energi Terbarukan

Tak hanya fokus pada minyak, pemerintah menggarap hilirisasi mineral mentah seperti bauksit, nikel, dan timah untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Bahlil juga menyebut rencana pengembangan energi terbarukan, termasuk pembangunan solar panel dan pemanfaatan pasir kuarsa sebagai mineral kritis. 

"Ini jadi potensi keunggulan komparatif bangsa kita," ucapnya.

Proyek pembangunan kilang, terminal BBM, dan DME ini masuk dalam 26 sektor prioritas hilirisasi nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo. Selain memastikan stok energi jangka panjang, program ini ditargetkan menciptakan ribuan lapangan kerja baru. 

"Ini bukan sekadar infrastruktur, tapi langkah konkret untuk membuka lapangan kerja dan menghemat devisa negara," pungkas Bahlil. [red]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
ultah dialektis
bank Aceh
dpra
bank Aceh pelantikan
pers