Beranda / Ekonomi / Reinvestasi Pengembangan Model Usaha BUMG, Inovasi Program DPMG Banda Aceh

Reinvestasi Pengembangan Model Usaha BUMG, Inovasi Program DPMG Banda Aceh

Jum`at, 27 September 2024 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Pj Wali Kota Banda Aceh menyaksikan prosesi penandatanganan kerja sama antara BUMG Makmur Beurata Ceurih dan BUMG Timoh Buesare Lambhuk. Ia pun turut menyerahkan secara simbolis kartu BPJS Ketenagakerjaan kepada kedua dirut BUMG dimaksud. [Foto: Prokopim BNA]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pj. Wali Kota Banda Aceh Ade Surya meluncurkan sekaligus membuka Pelatihan Model Bisnis Reinvestasi Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Desa/Gampong (BUMDes/BUMG), Kamis (26/9/2024).

Kegiatan yang digagas oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong (DPMG) Banda Aceh Muhammad Syaifuddin Ambia tersebut, diikuti oleh 28 direktur utama BUMG se-Banda Aceh di Indigo Space Aceh, Kantor Telkom Area Aceh.

Inovasi Model Bisnis Reinvestasi BUMDes/BUMG atau yang disingkat REINBUG ini, juga didukung oleh Perumdam Tirta Daroy, BPJS Ketenagakerjaan, PT Telkom/Indigo Space Aceh, Bank Aceh, Bank Indonesia, dan LKMS Mahirah Muamalah.

Dalam sambutannya, Pj Wali Kota Ade Surya menyebutkan bahwa pemberdayaan BUMDes/BUMG merupakan salah satu strategi pemerintah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. “Dan semoga lewat inovasi ini bisa memperkuat perekonomian desa sebagai ujung tombak pembangunan kota.”

Ade pun mengapresiasi kolaborasi lintas sektoral dalam menyukseskan peluncuran dan pelatihan model bisnis baru tersebut. 

“Harapannya ke depan BUMG kita bisa terus sustainable dan lebih bermanfaat dalam waktu panjang, yang output akhirnya adalah kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Pj Wali Kota juga menyaksikan prosesi penandatanganan kerja sama antara BUMG Makmur Beurata Ceurih dan BUMG Timoh Buesare Lambhuk. Ia pun turut menyerahkan secara simbolis kartu BPJS Ketenagakerjaan kepada kedua dirut BUMG dimaksud.

Sebelumnya di tempat yang sama, Kepala DPMG Banda Aceh Muhammad Syaifuddin Ambia, mengatakan, ke-28 BUMG yang pihaknya rangkul dalam Model Bisnis REINBUG telah memiliki badan hukum.

“Target kita bisa bertambah karena saat ini masih ada 42 BUMG dalam proses pengurusan badan hukum," ucapnya.

Sementara untuk memberi pembekalan kepada para direktur BUMG, dua narasumber berkompeten dihadirkan, yakni Dr Hendra Syahputra MM dosen ekonomi FEBI UIN ArRaniry dan Jurnalis JH ST MBA penggiat IT yang juga menjabat sebagai Business Community Lead IndigoSpace Telkom, Aceh.

Mengenai Model Bisnis REINBUG sendiri, Ambia menjelaskan inovasinya itu menerapkan strategi penggunaaan kembali keuntungan atau pendapatan yang dihasilkan dari berbagai kegiatan usaha BUMG untuk mengembangkan atau memperluas usaha.

“Reinvestasi ini memungkinkan BUMDes/BUMG untuk memperkuat basis modal, meningkatkan kapasitas produksi, memperbaiki layanan, atau bahkan membuka unit usaha baru yang berpotensi menguntungkan,” ujarnya.

Adapun beberapa elemen kunci dalam Model Bisnis REINBUG, antara lain Diversifikasi Usaha, Peningkatan Infrastruktur dan Kapasitas, Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Optimalisasi Aset Desa, Fokus pada Keberlanjutan, dan Pembagian Keuntungan yang Proporsional.

“Nah, sebagian keuntungan BUMG nantinya dapat digunakan untuk investasi, sementara lainnya dibagikan sebagai pendapatan asli desa untuk menunjang pembangunan serta pemberdayan masyarakat menuju kemandirian gampong,” ujar Ambia.

Menurutnya, model reinvestasi ini penting untuk memastikan bahwa BUMDes/BUMG tetap tumbuh dan mampu bersaing, serta memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat desa. 

“Tujuan kita agar bagaimana mengoptimalkan segenap potensi desa demi kesejahteraan masyarakatnya,” demikian Muhammad Syaifuddin Ambia. (*)

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI