Beranda / Ekonomi / Pengamat Ekonomi: Tren Nama Mobile Banking Cerminan Strategi Branding Modern

Pengamat Ekonomi: Tren Nama Mobile Banking Cerminan Strategi Branding Modern

Rabu, 18 Desember 2024 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Dr. Rustam Effendi, S.E., M.Econ, pengamat ekonomi sekaligus dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala. Foto: Ist


DIALEKSIS.COM | Aceh - Deretan nama mobile banking milik bank-bank terkemuka di Indonesia kini menjadi topik menarik di kalangan masyarakat. Dari Livin' milik Bank Mandiri hingga Wondr dari Bank Negara Indonesia (BNI), nama-nama unik ini bukan hanya sekadar aplikasi transaksi, tetapi telah bermetamorfosis menjadi identitas digital yang dirancang untuk menarik minat nasabah, khususnya generasi milenial dan Gen Z.

Hasil tracking media Dialeksis menunjukkan fenomena menarik di mana bank-bank berlomba menciptakan nama mobile banking yang modern dan terkesan global. Tren ini tidak hanya diadopsi oleh bank konvensional, tetapi juga bank syariah seperti Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Bank Aceh Syariah. Berikut beberapa contoh nama mobile banking yang saat ini tengah populer:

  1. Livin' - Bank Mandiri
  2. Wondr - Bank Negara Indonesia (BNI)
  3. Action - Bank Aceh Syariah
  4. Byond - Bank Syariah Indonesia (BSI)
  5. Brimo - Bank Rakyat Indonesia (BRI)
  6. D-Bank Pro - Bank Danamon

Merespons tren ini, Dr. Rustam Effendi, S.E., M.Econ, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, menyebut bahwa fenomena penamaan mobile banking ini lebih dari sekadar permainan kata.

“Ini adalah strategi branding modern yang cerdas,” ujarnya kepada Dialeksis.com saat dihubungi, Rabu (18/12/2024). “Bank-bank ingin menciptakan daya tarik dan koneksi emosional dengan pengguna, khususnya generasi muda yang sangat peka terhadap estetika dan keunikan merek. Menariknya, tren ini juga diikuti oleh bank syariah. Misalnya, nama Byond yang terdengar unik dan mudah diingat. Namun, mungkin akan lebih menarik jika istilah bernuansa syariah turut dipertimbangkan.”

"Harusnya BSI menyesuaikan dengan kondisi kearifan lokal Aceh termasuk basis syariahnya sebagai lembaga keuangan," tegasnya.

Dr. Rustam menambahkan bahwa pemilihan nama yang inovatif dan modern merupakan respons cerdas terhadap transformasi digital dalam industri perbankan.

“Nama-nama seperti Wondr atau Livin' bukan hanya sekadar label, melainkan sebuah pernyataan identitas. Nama-nama ini mencerminkan bank sebagai institusi yang dinamis, kreatif, dan dekat dengan anak muda,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dr. Rustam menilai tren ini menggambarkan pergeseran paradigma perbankan. Bank kini tidak lagi dipandang sebagai institusi formal yang kaku, tetapi sebagai platform digital yang lebih personal, menyenangkan, dan adaptif terhadap dinamika lingkungan eksternal. Pemilihan nama dilakukan dengan pertimbangan psikologis untuk membangun kedekatan emosional sekaligus memudahkan recall bagi nasabah.

“Dengan demikian, mobile banking bukan lagi sekadar alat transaksi, melainkan bagian dari ekosistem digital yang merepresentasikan identitas dan semangat perbankan modern,” tegasnya.

Di akhir pernyataannya, Dr. Rustam berharap inovasi dalam penamaan mobile banking dapat berdampak positif, baik dalam menarik minat nasabah maupun mendorong kemajuan industri perbankan di masa mendatang.

“Kita berharap kreasi nama ini dapat memperkuat daya tarik layanan perbankan dan menciptakan iklim perbankan yang lebih maju dan inklusif,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI