DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Suasana di sepanjang Jalan Lintas Nasional Banda Aceh-Medan kawasan Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, tampak lebih semarak pekan ini.
Amatam media Dialeksis, Minggu, 5 Oktober 2015, di kiri-kanan jalan, lapak sederhana berdiri, berjejer rapi menampilkan tumpukan buah semangka segar berwarna hijau tua, sebagian besar baru dipetik dari kebun para petani di sekitar wilayah itu. Aroma khas buah semangka yang manis semerbak di udara, menandai tibanya musim panen raya.
Zainab, salah satu petani sekaligus penjual buah semangka di kawasan itu, mengaku musim panen kali ini cukup menggembirakan. Ia memiliki lahan sekitar tiga hektar yang ditanami semangka varietas merah dan kuning.
"Kami baru mulai panen pekan ini. Semangka yang dijual di sini semuanya baru dipetik, jadi masih segar,” ujar Zainab sambil melayani pembeli di lapaknya kepada media dialeksis.com.
Menurutnya, penjualan dilakukan secara partai maupun eceran. Harga semangka merah dibanderol Rp7.000 per kilogram, sedangkan semangka kuning dijual Rp6.000 per kilogram. Harga itu, katanya, jauh lebih murah dibandingkan jika buah tersebut dijual ke luar daerah.
"Kalau sudah sampai ke daerah lain, harganya bisa naik sampai Rp8.000 per kilo. Jadi banyak yang datang langsung ke sini karena lebih hemat dan bisa pilih sendiri buahnya,” ujarnya.
Buah semangka hasil panen keluarga Zainab dipetik langsung dari lahan sendiri yang berada di kawasan lebak Meureudu.
Setiap buah yang baru dipetik bisa dikenali dari tangkainya yang masih hijau segar. Sementara buah yang sudah disimpan beberapa hari dijual dengan harga sedikit lebih murah.
"Ada juga pembeli yang justru mencari semangka yang sudah agak lama dipetik, katanya rasanya lebih manis,” ujar Zainab.
Ia menambahkan, panen semangka kali ini cukup melimpah. Dalam sehari, warga di kawasan itu bisa memetik puluhan hingga ratusan buah dari lahan mereka. Tanaman semangka tumbuh subur di musim kemarau seperti sekarang, saat intensitas hujan berkurang dan lahan lebak tidak tergenang air.
Musim panen semangka di Meureudu diperkirakan berlangsung hingga akhir bulan ini. Para petani berharap harga tetap stabil dan pembeli semakin ramai.
“Alhamdulillah, hasil panen tahun ini lumayan bagus. Kami berharap bisa terus menanam agar musim depan hasilnya lebih banyak lagi,” kata Zainab.
Di lapak-lapak pinggir jalan, pembeli datang silih berganti. Salah satunya, Zahran, warga Kecamatan Ulim, yang mengaku sengaja datang ke Meureudu untuk membeli langsung dari petani.
“Kalau beli di sini lebih murah dan buahnya besar-besar. Bisa pilih sendiri, bisa dicicipi dulu juga,” ujarnya sambil mengangkat sebutir semangka seberat hampir 3 kilogram.
Menurut Zahran, membeli langsung dari petani memberi kepuasan tersendiri. Selain bisa memastikan kualitas buah, ia juga bisa mendukung ekonomi petani lokal.
“Kalau dibuat jus semangka di rumah, rasanya lebih segar dan manis. Anak-anak juga suka sekali,” tutupnya.