Menghadapi Berkurangnya Dana Otsus, Aryos Nivada Ajak Semua Pihak Bangun Kemandirian Ekonomi
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Salah satu Dewan Pendiri JEA, Aryos Nivada. Foto: Nora/Dialeksis
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menjelang akhir tahun 2024, Jurnalis Ekonomi Aceh (JEA) menggelar diskusi bertajuk “Realisasi Investasi Aceh Tahun 2024 dan Peluang Investasi Tahun Mendatang” di Vesco Caffe, Banda Aceh, pada Senin (16/12/2024).
Diskusi ini menghadirkan berbagai narasumber penting yang memberikan pandangan dan analisis terkait perkembangan investasi di Aceh serta tantangan yang dihadapi ke depan.
Acara tersebut dihadiri oleh Direktur Komersial PT Pembangunan Aceh (PEMA), Almer Hafis Sandy, Plh Kepala DPMPTSP Aceh, Feriyana, perwakilan Kepala BPS Aceh, Hilda Aprina, Akademisi Universitas Syiah Kuala (USK) Prof. Mukhlis Yunus, serta perwakilan Bank Indonesia Aceh yang diwakili oleh Plt Kepala Unit Kehumasan, Fina Ananda.
Dalam sambutannya, salah satu Dewan Pendiri JEA, Aryos Nivada, menyampaikan apresiasi terhadap berbagai langkah yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam mendorong investasi di Aceh, seperti pelayanan satu pintu dan digitalisasi.
Namun, ia menekankan pentingnya peningkatan infrastruktur dan fasilitas investasi di Aceh yang masih menjadi tantangan besar.
Aryos juga mengungkapkan perlunya harmonisasi antara visi, misi, dan program pemerintah dengan fungsi masing-masing SKPA (Satuan Kerja Perangkat Aceh). Meskipun hal ini sulit dilakukan mengingat adanya ego sektoral di setiap instansi, ia yakin dengan sinergi yang kuat antar pihak, tantangan tersebut dapat diatasi.
Tantangan lainnya yang disoroti oleh Aryos adalah berkurangnya dana Otsus yang kini hanya tersisa satu persen. Hal ini menjadi pekerjaan berat bagi pemerintah dalam menarik investasi ke Aceh untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang tidaklah mudah.
“Kita harus bersama-sama membahas kemandirian ekonomi Aceh agar pembaharuan dapat terasa nyata di masyarakat. Pengangguran dan kemiskinan harus menjadi prioritas untuk dikurangi,” ujar Aryos.
Ia mengajak semua pihak yang peduli terhadap nasib Aceh untuk menjadikan isu ekonomi ini sebagai isu sentral dan penting, yang harus diangkat menjadi gerakan kolektif guna mencapai kemajuan yang signifikan bagi daerah ini.
Diskusi ini menjadi momen penting dalam mendorong sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat dalam memajukan investasi di Aceh, dengan harapan terciptanya lapangan pekerjaan dan pengurangan angka kemiskinan di masa yang akan datang.