DIALEKSIS.COM | Garut - Produk olahan limbah sabut kelapa dari Lapas IIA Garut tembus pasar Eropa. Untuk pertama kalinya, lapas tersebut mengekspor coir shade atau kanopi peneduh ke Spanyol dengan nilai keuntungan mencapai Rp800 juta.
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurahman yang memimpin pelepasan ekspor mengatakan pencapaian ini menjadi bukti hilirisasi produk turunan kelapa mampu mendongkrak ekonomi warga binaan sekaligus petani lokal.
“Ini contoh yang layak ditiru dan perlu terus didorong agar pasarnya semakin luas,” ujar Maman di Lapas IIA Garut, Jawa Barat dalam keterangan resmi yang diterima pada Sabtu (26/9/2025).
Dalam ekspor perdana itu, satu kontainer berisi ribuan lembar coir shade dikirim ke Spanyol. Produk olahan sabut kelapa dari warga binaan ini juga sudah menembus pasar Prancis dan Korea.
Maman menegaskan, pemerintah siap mendukung perluasan pasar dengan menggandeng Kementerian Perdagangan.
“Olahan sabut kelapa tidak hanya menguntungkan pihak lapas, tapi juga memberi penghasilan bagi warga binaan. Kita ingin ekspornya makin besar,” ucapnya.
Selain coir shade, warga binaan Lapas IIA Garut juga memproduksi pergola, diagonal, triangle, roll binder, hingga pot tanaman. Seluruh bahan baku diperoleh dari petani sekitar Garut, kemudian diproses, dijahit, dan dikemas di dalam lapas.
“Saudara-saudara di lapas ini perlu dilihat sebagai bukti warga binaan yang punya harapan masa depan positif. Mereka bukan penjahat, melainkan orang yang pernah tersesat. Belum terlambat untuk bertobat,” kata Maman, mengutip slogan Lapas IIA Garut. [red]