DIALEKSIS.COM | Tiongkok - Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Aceh, Muhammad Iqbal, menyebut partisipasi Aceh dalam Forum Kerja Sama ASEANā“Tiongkok 2025 sebagai momentum emas bagi daerah untuk memperkuat jejaring investasi lintas negara.
Menurut Iqbal, keikutsertaan KADIN Aceh sebagai bagian dari delegasi resmi Pemerintah Aceh merupakan bentuk pengakuan terhadap peran dunia usaha dalam diplomasi ekonomi daerah. Dalam forum yang dihadiri para duta besar, menteri, dan investor internasional itu, Aceh menegaskan kesiapannya menjadi pemain penting dalam kerja sama ekonomi Asia Tenggara dan Tiongkok.
āKeterlibatan KADIN Aceh di forum ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah kini semakin terbuka dan sinergis dengan dunia usaha. Ini langkah strategis untuk menempatkan Aceh dalam peta investasi global,ā ujar Muhammad Iqbal kepada Dialeksis.com, Selasa (14/10/2025).
Iqbal menegaskan, partisipasi KADIN Aceh bersama Pemerintah Aceh dan PT Pembangunan Aceh (PEMA) menandai babak baru kolaborasi antara sektor publik dan swasta. Ia menilai, diplomasi ekonomi tidak lagi bisa hanya dilakukan oleh pemerintah, melainkan harus dijalankan secara terpadu bersama pelaku usaha dan lembaga investasi daerah.
āKami hadir bukan sekadar pelengkap, tetapi mitra strategis pemerintah dalam menggaet investasi. Dunia usaha Aceh ingin menunjukkan kesiapan dan kredibilitasnya di hadapan para investor ASEAN dan Tiongkok,ā jelas Iqbal.
Ia menambahkan, keikutsertaan KADIN Aceh dalam forum ini sejalan dengan upaya memperluas jejaring kemitraan global. KADIN, kata Iqbal, aktif mempromosikan sektor-sektor unggulan Aceh seperti energi terbarukan, industri halal, pariwisata, pertanian modern, dan perikanan berkelanjutan.
āKami membawa pesan bahwa Aceh adalah wilayah yang aman, stabil, dan siap menerima investasi. Ini bukan hanya soal promosi, tapi komitmen nyata untuk membuka ruang kolaborasi internasional,ā ujar Iqbal.
Dalam kesempatan itu, Iqbal juga memberikan apresiasi kepada Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), yang dinilainya berhasil menampilkan Aceh secara elegan di hadapan para duta besar dan pelaku bisnis Asia. Ia menilai Mualem telah membawa citra positif Aceh sebagai provinsi yang memiliki visi ekonomi kuat dan berdaya saing.
āKehadiran Mualem di forum ASEANā“Tiongkok menjadi representasi keberanian Aceh untuk tampil di kancah internasional. Kami dari KADIN sangat mendukung langkah ini karena membuka ruang investasi yang konkret,ā ungkapnya.
Iqbal menjelaskan, dunia usaha Aceh membutuhkan kepastian kebijakan dan kemudahan regulasi agar hasil dari forum internasional seperti ini dapat ditindaklanjuti dengan kerja sama nyata. Ia menekankan pentingnya penyederhanaan birokrasi dan peningkatan layanan investasi agar kepercayaan investor semakin kuat.
āForum seperti ini hanya akan berdampak jika diikuti dengan langkah-langkah cepat di dalam negeri. KADIN siap membantu pemerintah dalam membangun iklim investasi yang sehat dan berkelanjutan,ā katanya.
Iqbal juga menyoroti peran PT Pembangunan Aceh (PEMA) sebagai BUMD yang menjadi jembatan antara pemerintah dan investor. Namun ia menekankan, keberhasilan menarik investasi tidak hanya ditentukan oleh satu lembaga, melainkan melalui sinergi menyeluruh antara PEMA, KADIN, dan pelaku usaha lokal.
āPEMA memiliki fungsi strategis, tapi KADIN adalah simpul pelaku usaha yang akan merealisasikan investasi itu di lapangan. Sinerginya harus dijaga, agar hasil forum seperti ASEAN - Tiongkok tidak berhenti di tataran wacana,ā ujarnya.
Menurutnya, forum ASEANā“Tiongkok bukan sekadar ajang promosi, melainkan arena strategis untuk membangun diplomasi ekonomi Aceh yang berkelanjutan. Ia menyebut, KADIN Aceh siap memanfaatkan momentum tersebut untuk membuka akses pasar ekspor, kemitraan teknologi, dan penguatan jejaring bisnis dengan pengusaha Asia.
Bagi Muhammad Iqbal, keikutsertaan Aceh di forum ekonomi terbesar Asia ini memiliki makna simbolik: bahwa Aceh telah bergerak dari pinggiran menuju panggung utama ekonomi kawasan.
āPartisipasi ini bukan sekadar seremoni. Ini bukti bahwa Aceh siap bersaing dan berdiri sejajar dengan daerah maju lainnya di ASEAN,ā tutup Iqbal.