Jokowi Soroti Penyebab Harga Beras Masih Mahal, Faktanya?
Font: Ukuran: - +
Jokowi kunjungi stok beras di Gudang Bulog (SinPo.id/Setkab)
DIALEKSIS.COM | Nasional - Presiden Jokowi akui harga beras saat ini sedang tidak baik-baik saja. El Nino yang kian melanda wilayah Indonesia menjadi salah satu penyebab terdampaknya sektor pertanian.
Untuk menanggulangi kondisi ini, Jokowi memerintahkan kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Bahan Pangan Nasional (Bapanas) menggencarkan operasi pasar secara masif.
“Bulog juga melakukan operasi pasar ke ritel-ritel, salah satunya sudah ke Cipinang, semuanya akan diguyur beras secara masif. Kita berharap dengan itu harga beras akan mulai turun,” tutur Presiden, saat melakukan peninjauan di Pasar Kranggot, pada 12 September 2023.
Seperti dilansir Okezone telah merangkum beberapa fakta menarik mengenai fenomena beras yang terus mengalami kenaikan, Minggu (17/09/2023).
1. Bansos untuk 21,3 juta keluarga
Pemerintah telah meluncurkan Bantuan Sosial (bansos) berupa beras yang ditujukan untuk 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Kemudian, bansos ini akan berlangsung selama tiga bulan yakni September, Oktober hingga November.
2. Operasi pasar
Direktur Utama Bulog Budi Waseso akan melakukan perintah yang diarahkan Presiden untuk meredam peningkatan harga beras yakni melakukan operasi pasar secara masif keseluruh jaringan distribusi yaitu retail dan grosir.
3. Stok beras
Masyarakat diharapkan tidak perlu cemas apalagi melakukan panic buying. Saat ini, Bulog telah menggelontorkan 723.000 ton beras di seluruh Indonesia. Bulog akan memperkuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Tercatat pada 12 September 2023 beras yang terdapat di perum bulog ada 1,50 juta ton dengan rincian 1,44 juta ton untuk CBP dan 55,47 ribu ton untuk kebutuhan komersial. [okezone.com]