Beranda / Ekonomi / Irwan Djohan-Khairul Amal Siap Hidupkan Peunayong Sebagai Pusat Perekonomian Banda Aceh

Irwan Djohan-Khairul Amal Siap Hidupkan Peunayong Sebagai Pusat Perekonomian Banda Aceh

Rabu, 25 September 2024 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banda Aceh periode 2024-2029, Teuku Irwan Johan dan Ustaz Khairul Amal, memaparkan visi dan misi mereka dalam Sidang Paripurna Istimewa DPRK Banda Aceh, Rabu (25/9/2024). [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banda Aceh periode 2024-2029, Teuku Irwan Djohan dan Ustaz Khairul Amal, memaparkan visi dan misi mereka dalam Sidang Paripurna Istimewa DPRK Banda Aceh, Rabu (25/9/2024).

Teuku Irwan Djohan, yang merupakan tokoh yang sudah lama berkecimpung dalam dunia politik dan pembangunan Aceh, memulai dengan menyampaikan bahwa visi kepemimpinannya bersama Ustaz Khairul Amal berakar pada komitmen untuk membawa Banda Aceh menjadi kota yang tangguh, maju, serta sejahtera, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai budaya dan agama.

Salah satu poin penting yang disampaikan adalah rencana revitalisasi pasar-pasar tradisional yang sudah menjadi pusat ekonomi masyarakat Banda Aceh. 

"Kami akan memprioritaskan revitalisasi Pasar Almahira dan Pasar Ulee Kareng, serta menghidupkan kembali kawasan Peunayong sebagai pusat kegiatan ekonomi yang dahulu pernah menjadi jantung perdagangan di Banda Aceh," jelas Irwan Djohan. 

Menurutnya, pasar tradisional memiliki peran penting dalam kehidupan ekonomi masyarakat dan harus diberdayakan agar kembali menjadi daya tarik utama, baik bagi penduduk lokal maupun wisatawan.

Ia juga menekankan bahwa selain revitalisasi fisik, pengelolaan pasar tersebut akan dilakukan dengan sistem yang lebih modern dan transparan, melibatkan teknologi untuk memperbaiki pelayanan publik dan manajemen pasar. 

"Kami ingin memastikan bahwa pasar-pasar tradisional di Banda Aceh tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dengan sistem yang lebih teratur, rapi, dan mampu menghadapi tantangan zaman," tambahnya.

Selain aspek ekonomi, Irwan Johan menyadari pentingnya inovasi teknologi dalam menghadapi era digital. 

"Kami berkomitmen untuk mendorong pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan infrastruktur dan pelayanan publik," tegasnya. 

Ia menjelaskan bahwa kota yang maju harus mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi, khususnya dalam pengelolaan transportasi, keamanan, pengelolaan energi, dan berbagai layanan publik lainnya.

Menurutnya, sistem transportasi terintegrasi berbasis teknologi akan menjadi salah satu prioritas utama, yang tidak hanya bertujuan untuk memudahkan mobilitas warga tetapi juga untuk mengurangi kemacetan dan polusi. 

"Kami ingin Banda Aceh menjadi kota yang cerdas, di mana setiap layanan publik dapat diakses secara digital, lebih cepat, dan efisien. Ini adalah bagian dari konsep 'Smart City' yang akan kami wujudkan dalam kepemimpinan kami nanti," paparnya.

Dalam pemaparannya, Irwan Johan juga menekankan bahwa pembangunan infrastruktur akan sejalan dengan pelestarian budaya dan lingkungan. 

Ia menyampaikan bahwa infrastruktur bukan hanya soal kekuatan fisik, tetapi juga harus mencerminkan identitas lokal dan nilai budaya Aceh. 

"Pembangunan yang kami rancang akan memperhatikan arsitektur tradisional Aceh yang memiliki nilai estetika tinggi. Gedung-gedung, fasilitas umum, hingga ruang publik akan dibangun dengan karakter yang kuat, memadukan modernitas dan tradisi," katanya.

Lebih lanjut, Ustaz Khairul Amal, sebagai calon Wakil Wali Kota, turut menambahkan pentingnya aspek keberlanjutan dalam pembangunan. 

"Kami akan membangun infrastruktur yang ramah lingkungan dengan menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan. Pengembangan kota yang berwawasan lingkungan adalah hal yang tidak bisa ditawar lagi," ujar Ustaz Khairul.

Ia mencontohkan program pembangunan gedung hijau (green building), sekolah hijau (green school), dan kantor hijau (green office) yang akan menjadi fokus kebijakan mereka. 

Selain itu, mereka berkomitmen untuk memperluas ruang terbuka hijau di berbagai sudut kota sebagai bagian dari upaya menjaga keseimbangan ekosistem kota.

Irwan Djohan dan Khairul Amal juga berjanji akan memperbaiki sistem pelayanan publik agar lebih efisien dan transparan. 

Mereka menyatakan bahwa setiap kebijakan yang diambil akan melibatkan partisipasi masyarakat, sehingga tidak hanya top-down tetapi lebih bersifat partisipatif. 

"Masyarakat harus menjadi bagian dari pembangunan. Mereka bukan hanya penerima manfaat, tetapi juga pelaku aktif yang berperan dalam setiap kebijakan," pungkasnya. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda