Kamis, 01 Mei 2025
Beranda / Ekonomi / Imbas Perang Tarif, Indeks Kepercayaan Industri April 2025 Menurun

Imbas Perang Tarif, Indeks Kepercayaan Industri April 2025 Menurun

Rabu, 30 April 2025 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Indri

Kementerian Perindustrian mencatat Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan ini sebesar 51,90, turun 1,08 poin dari 52,98 pada Maret 2025. [Foto: dok. Kemenperin]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kinerja sektor industri manufaktur nasional masih menunjukkan ekspansi pada April 2025, namun dengan laju yang melambat dibanding bulan sebelumnya. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan ini sebesar 51,90, turun 1,08 poin dari 52,98 pada Maret 2025.

Penurunan ini utamanya dipicu oleh melemahnya variabel pesanan baru yang mengalami kontraksi dengan skor 49,64, turun tajam 4,05 poin dari bulan sebelumnya. Sebaliknya, variabel produksi justru naik 3,31 poin ke level 54,52, menunjukkan pelaku industri masih mempertahankan tingkat output meski tekanan permintaan meningkat.

“Nilai IKI variabel pesanan baru mengalami kontraksi. Ini menjadi perhatian karena bisa mengindikasikan melemahnya permintaan pasar,” ujar Febri Hendri Antoni Arief, Juru Bicara Kemenperin dalam siaran pers yang diterima pada Rabu (30/4/2025).

Meski demikian, ia menegaskan bahwa kegiatan usaha secara umum masih tergolong stabil. Hal itu tercermin dari 74,1% responden yang menyatakan usaha mereka tetap stabil atau bahkan membaik, dengan rincian 26,2% membaik dan 47,9% stabil.

Subsektor Masih Tumbuh, Tapi Tiga Industri Masuk Zona Merah

Dari 23 subsektor industri pengolahan nonmigas, 20 subsektor mencatat pertumbuhan positif, berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas triwulan IV 2024 sebesar 91,9%. 

Dua subsektor dengan nilai IKI tertinggi, yaitu Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman (KBLI 18) dan Industri Barang Galian Bukan Logam (KBLI 23).

Namun, terdapat tiga subsektor yang mencatatkan kontraksi, yaitu Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki (KBLI 15); Industri Kayu dan Barang dari Kayu (KBLI 16); Industri Kendaraan Bermotor, Trailer, dan Semi Trailer (KBLI 29)

“Kondisi subsektor masih relatif kuat, tetapi kita perlu waspadai tekanan di beberapa industri padat karya,” imbuh Febri.

Kemenperin juga mencatat bahwa IKI untuk sektor berorientasi ekspor dan domestik mengalami tren penurunan sejak Februari 2025. IKI ekspor menurun dari 53,95 (Februari) menjadi 52,26 (April), sedangkan IKI domestik turun dari 53,10 ke 51,40 dalam periode yang sama.

Menurut Febri, ketegangan dagang global berdampak langsung terhadap sektor industri nasional. Perang tarif yang berlangsung antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta ketidakpastian ekonomi global, telah melemahkan permintaan dari negara mitra dagang utama dan mengganggu rantai pasok.

“Kami mendapat masukan dari pelaku industri bahwa perang tarif global membuat persepsi pelaku industri tertekan, karena bisa menghambat akses ke pasar internasional dan menimbulkan potensi limpahan produk dari negara lain ke pasar domestik,” jelasnya.

Optimisme Menurun, Tapi Masih Jadi Mayoritas

Dari sisi proyeksi, optimisme pelaku usaha terhadap kondisi usaha enam bulan ke depan juga menurun. Sebanyak 66,8% menyatakan optimis, menurun 2,4% dari bulan sebelumnya. Sementara itu, yang menjawab stabil naik tipis menjadi 24,7%, dan yang menyatakan pesimis meningkat ke 8,5%.

“Pelaku industri masih punya harapan, terutama terhadap kebijakan pemerintah yang diharapkan konsisten menciptakan iklim usaha yang kondusif,” tambah Febri.

Dengan 80% output industri nasional diserap oleh pasar dalam negeri, terdiri dari belanja pemerintah, swasta, dan rumah tangga, penguatan permintaan domestik menjadi tumpuan utama. Sisanya 20% dialokasikan untuk ekspor, yang saat ini rentan terhadap dinamika eksternal.

Meskipun menghadapi tekanan global, sektor manufaktur Indonesia tetap berada dalam fase ekspansi pada April 2025, ditopang oleh subsektor-sektor strategis dan ekspansi variabel produksi. [in]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
diskes