Hipsi Aceh Latih Puluhan Santri Semangat Berwirausaha
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (Hipsi) Aceh mengadakan pelatihan Life Skill Ramadhan bagi Santri Aceh Batch 1, dengan tema "Santri Berdaya Melalui Wirausaha" sekaligus Silaturahmi Bersama Ulama dan Buka Puasa, di Asrama Haji Banda Aceh, Sabtu (29/3/2024). [Foto: Naufal Habibi/Dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (Hipsi) Aceh mengadakan pelatihan Life Skill Ramadhan bagi Santri Aceh Batch 1, dengan tema "Santri Berdaya Melalui Wirausaha" sekaligus Silaturahmi Bersama Ulama dan Buka Puasa, di Asrama Haji Banda Aceh, Sabtu (30/3/2024).
Ketua Hipsi Aceh, Muhamamd Balia MSos mengatakan peserta kegiatan ini murni dari kalangan dayah. Pelatihan tersebut sangat menarik diikuti untuk membuka wawasan tentang entrepreneur di dayah.
"Ke depan, kita adakan lagi kegiatan yang sama dengan sokongan Dinas Pendidikan Dayah Aceh (DPKA). Hari ini kita mendapatkan dukungan penuh BSI," ujar Muhammad Balia.
Ia menyebutkan pelatihan hari ini diisi oleh narasumber kompeten dan maha guru, seperti Abu Sibreh, Tgk Musannif, Tu Sop, dan CEO Regional Bank Syariah Indonesia (BSI) Aceh, Wisnu Sunandar.
Muhammad Balia menjelaskan keberadaan Hipsi di Indonesia kurang lebih 13 tahun, sedangkan di Aceh baru 1.5 tahun. Hipsi merupakan underbow Nadhlatul Ulama (NU), yang konsisten pada bidang entrepreneur dan membina para santri untuk kemandirian ekonomi.
"Di Aceh, santri berjiwa entrepreneur masih kurang dan jauh dari harapan," tegasnya.
Harapannya, kata Muhammad Balia, dengan upaya Hipsi bisa membangkitkan ekonomi dayah dan kemajuan usaha santri.
"Targetnya, ke depan, santri yang selesai belajar di dayah bisa menjalankan usaha selain mengajar ngaji dan memimpin dayah," tutupnya.
Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh (DPDA) yang diwakili Kabid Pemberdayaan Santri, Irwan SHI MSi mengatakan Hipsi bisa bekerja sama dengan lembaga lain untuk membantu santri dalam entrepreneur, karena jika mengharapkan pemerintah agak sulit dengan keterbatasan anggaran.
"Kami berterimakasih pada Hipsi Aceh, telah menginisiasi kegiatan seperti ini yang jarang diadakan oleh DPDA," ujarnya saat membuka acara.
Ia menyebutkan para santri perlu membuka wawasan tentang potensi di lingkungan dayah yang bisa dikembangkan untuk ekonomi dayah. Selama ini, kalangan dayah belum semua berani mengembangkan usaha untuk masyarakat luas, tapi masih fokus pada lingkungan dayah seperti santri. Padahal, di luar dayah banyak masyarakat yang menjadi konsumen bisnis santri.
Ke depan, kata Irwan, jika dayah tidak mandiri maka keberlangsungan pendidikan dayah akan mengalami kendala. Karenanya, perlu mewujudkan unit usaha di setiap dayah untuk ekonomi dayah, yang nantinya bisa jadi sumber honor bagi guru dayah.
"Ini merupakan semangat baru bagi santri di Aceh untuk berwirausaha," pungkasnya. [nh]