DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Harga emas di Banda Aceh terus mengalami penurunan signifikan dalam dua pekan terakhir. Per 4 Mei 2025, harga emas tercatat sebesar Rp5.550.000 per mayam, belum termasuk ongkos pembuatan yang berkisar antara Rp100.000 hingga Rp200.000, tergantung model.
Pedagang Toko Emas Italy di Banda Aceh, Daffa Faras, mengatakan bahwa penurunan harga emas saat ini tergolong paling drastis sepanjang sejarah. Sebelumnya, pada 22 April lalu, harga emas sempat menyentuh angka tertinggi Rp6,3 juta per mayam (belum termasuk ongkos).
“Artinya dalam 12 hari terakhir, harga emas turun sekitar Rp750 ribu per mayam. Ini rekor penurunan paling besar. Biasanya penurunan hanya berkisar antara Rp100 ribu hingga Rp400 ribu,” ujar Daffa kepada Dialeksis.com, Minggu (4/5/2025).
Menurutnya, salah satu penyebab turun harga emas adalah meredanya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang selama ini memicu ketidakpastian pasar global.
Hingga kini, tren penurunan belum menunjukkan tanda-tanda pembalikan. Namun, Daffa memprediksi harga emas tidak akan jatuh di bawah angka Rp5 juta. “Kami perkirakan hanya mentok di kisaran Rp5 jutaan ke atas,” tambahnya.
Menariknya, meskipun harga emas turun tajam, daya beli masyarakat justru ikut menurun. Daffa menyebutkan bahwa saat ini sekitar 90 persen transaksi yang terjadi di tokonya adalah penjualan emas oleh masyarakat, bukan pembelian.
“Mayoritas orang datang menjual emas karena sedang butuh uang. Saat harga naik, orang justru fomo (takut ketinggalan) dan berlomba-lomba membeli. Tapi saat turun seperti ini, justru sepi pembeli. Hanya sekitar 10 persen yang membeli emas,” ungkapnya.