DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Harga emas di Banda Aceh mengalami penurunan signifikan pada Sabtu, 15 November 2025. Setelah sehari sebelumnya berada di angka Rp 7.300.000 per mayam, hari ini harga turun Rp 150.000, sehingga emas 1 mayam dijual pada posisi Rp 7.150.000 belum termasuk ongkos pembuatan.
Penurunan tajam ini dikonfirmasi oleh pedagang emas Toko Emas Italy yang berada di Peunayong, Banda Aceh, Muhammad Daffa Faras Shabirah, yang menyebutkan bahwa tren penurunan sudah terlihat sejak beberapa hari terakhir.
“Hari ini harga emas turun Rp 150.000, jadi posisi jual kami Rp 7.150.000 per mayam. Sekarang memang lagi tren turun. Penurunan ini imbas langsung dari melemahnya harga emas dunia,” ujar Daffa di sela aktivitasnya kepada media dialeksis.com, Sabtu, 17 November 2025.
Menurut Daffa, melemahnya harga emas internasional sangat dipengaruhi perkembangan ekonomi global. Kembalinya pemerintahan Amerika Serikat (AS) dari situasi penundaan anggaran serta memudarnya harapan penurunan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) pada akhir tahun menjadi pemicu utama penurunan harga logam mulia di pasar dunia.
“Fluktuasi emas dunia sangat memengaruhi harga di Banda Aceh. Begitu harga global turun, kita di daerah langsung ikut terimbas,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa kebijakan moneter internasional, terutama dari The Fed, membuat pasar emas menjadi tidak stabil. Kondisi ini, menurutnya, berpotensi membuat harga emas terus berfluktuasi dalam beberapa pekan ke depan.
“Daya beli emas pada masyarakat Aceh sekarang di angka 60 persen, sedangkan daya jual sekitar 40 persen. Jadi kalau orang mau jual emas, harganya mengikut kondisi pasar hari ini," ujarnya.
Ia menambahkan, tren turun biasanya membuat sebagian masyarakat menahan diri untuk menjual, tetapi menjadi peluang bagi yang ingin membeli mahar atau perhiasan lain.
Selain harga emas murni, pembeli juga perlu mempertimbangkan ongkos pembuatan (upah), yang kerap berbeda-beda antara satu model dengan lainnya.
“Ongkos biasanya Rp 100.000 sampai Rp 150.000 per mayam. Tergantung kerumitan bentuknya, dan belakangan ini ongkos juga tidak stabil,” jelas Daffa.
Ongkos ini terpisah dari harga emas dasar, sehingga total harga perhiasan yang dibeli bisa berbeda sesuai model yang dipilih.
Melihat kondisi ekonomi global yang belum stabil, termasuk kebijakan suku bunga dan dinamika pasar internasional, Daffa memperkirakan pergerakan harga emas masih akan mengalami naik turun dalam waktu dekat.
“Harga emas sangat sensitif terhadap kebijakan ekonomi dunia. Jadi bisa saja turun lagi, bisa juga naik tiba-tiba. Kita tunggu bagaimana perkembangan global ke depan,” ujarnya.
Bagi masyarakat Aceh yang ingin membeli atau menjual emas, ia menyarankan untuk selalu memantau harga harian agar tidak salah langkah.
“Harga hari ini beda dengan besok, itu sudah biasa. Yang penting cek dulu sebelum transaksi,” tutupnya.