Sabtu, 11 Oktober 2025
Beranda / Ekonomi / Dirut Bank Aceh Syariah: Dewan Ekonomi Aceh Jadi Mitra Strategis dalam Penataan Ekonomi Daerah

Dirut Bank Aceh Syariah: Dewan Ekonomi Aceh Jadi Mitra Strategis dalam Penataan Ekonomi Daerah

Sabtu, 11 Oktober 2025 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Direktur Utama Bank Aceh Syariah, Fadhil Ilyas. Foto: for Dialeksis


DIALEKSIS.COM | Aceh - Direktur Utama Bank Aceh Syariah, Fadhil Ilyas, menyambut positif terbentuknya dan pelantikan Dewan Ekonomi Aceh (DEA) yang dilakukan oleh Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Kamis malam (9/10/2025). Menurutnya, keberadaan lembaga ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat arah kebijakan ekonomi Aceh, termasuk dalam memperkuat ekosistem keuangan dan perbankan daerah.

“Keberadaan Dewan Ekonomi Aceh sangat dibutuhkan, baik oleh Pemerintah Aceh maupun dunia perbankan. Masukan yang konstruktif dan solutif dari para ekonom dan praktisi di dalamnya akan menjadi hal penting dalam melakukan penataan dan perbaikan kondisi perekonomian Aceh ke depan,” ujar Fadhil kepada Dialeksis.com, Sabtu (11/10/2025).

Menurut Fadhil, DEA memiliki posisi strategis sebagai wadah penasehat kebijakan ekonomi yang dapat mempertemukan pandangan pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan lembaga keuangan. Dengan sinergi ini, berbagai kebijakan ekonomi daerah dapat disusun secara komprehensif dan berbasis data, bukan sekadar reaktif terhadap kondisi sesaat.

“Dunia perbankan memerlukan arah kebijakan ekonomi yang jelas dan berkesinambungan. Melalui Dewan Ekonomi Aceh, pemerintah dapat memperoleh masukan berbasis riset, analisis ekonomi, dan pengalaman praktis lapangan. Hal ini akan membantu memastikan setiap keputusan pembangunan memiliki dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” jelas Fadhil.

Ia menilai, selama ini tantangan utama ekonomi Aceh bukan hanya pada besarnya dana otonomi khusus (Otsus), tetapi juga pada kemampuan daerah dalam mengelola potensi yang ada agar menciptakan nilai tambah dan lapangan kerja baru. Dalam konteks ini, kehadiran DEA dapat berperan memperkuat fondasi perencanaan ekonomi yang berorientasi produktivitas dan keberlanjutan.

Lebih lanjut, Fadhil menekankan bahwa stabilitas ekonomi Aceh sangat bergantung pada kemampuan daerah membangun sektor riil yang kuat, terutama melalui dukungan pembiayaan produktif dari lembaga keuangan.

“Bank Aceh Syariah tentu siap berkolaborasi dengan Dewan Ekonomi Aceh dalam mendukung rekomendasi yang sejalan dengan pembangunan ekonomi berkeadilan. Kita butuh arah kebijakan yang memperkuat sektor produktif seperti pertanian, UMKM, pariwisata halal, dan industri berbasis sumber daya lokal,” tegasnya.

Ia menambahkan, dengan kolaborasi yang baik antara DEA, pemerintah daerah, dan sektor perbankan, Aceh memiliki peluang besar untuk keluar dari ketergantungan ekonomi berbasis konsumsi menuju ekonomi yang tumbuh karena produktivitas dan inovasi.

Fadhil berharap DEA tidak hanya menjadi lembaga konsultatif, tetapi juga aktif melakukan kajian dan advokasi kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy). Dengan melibatkan akademisi dan pakar ekonomi Aceh, lembaga ini bisa menjadi sumber gagasan strategis untuk mengatasi stagnasi ekonomi daerah.

“Kita berharap Dewan Ekonomi Aceh benar-benar berperan aktif memberikan pandangan jangka menengah dan panjang, tidak sekadar reaksi terhadap situasi. Misalnya, bagaimana Aceh bisa mempersiapkan strategi transformasi ekonomi pasca dana Otsus, atau bagaimana menarik investasi yang sejalan dengan prinsip syariah dan keberlanjutan,” ujar Fadhil.

Menurutnya, sektor keuangan syariah yang terus tumbuh di Aceh juga akan mendapat manfaat dari kehadiran DEA, terutama dalam mendorong regulasi yang pro terhadap pembiayaan inklusif, ramah UMKM, dan berbasis nilai-nilai lokal.

“Sinergi antara perbankan, pemerintah, dan Dewan Ekonomi Aceh akan menciptakan arah pembangunan yang lebih terukur. Ini bukan hanya tentang memperbaiki angka pertumbuhan ekonomi, tapi juga membangun fondasi ekonomi yang sehat dan berpihak kepada rakyat,” pungkasnya.


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
bank aceh