DIALEKSIS.COM | Aceh - Di sudut sederhana Warung Kopi Bundara Lambaro, tak jauh dari BPR Ingin Jaya, sebuah pertemuan tak terduga antara pengusaha lokal dan Manager Bank Aceh Cabang Jakarta, Muliadi, menjadi awal cerita sukses UMKM yang patut diapresiasi.
Di balik aroma kopi yang menggugah, Saifullah Musa dan Nurchalis, dua sosok di balik CV Rampago Jaya, membeberkan perjalanan inspiratif mereka membangun industri rokok keretek dan cerutu yang kini mulai mencuri perhatian pasar nasional.
Bermodal kenangan masa kecil Saifullah Musa tentang kebun tembakau di sekitar Jembatan Krueng Aceh yang terlupakan, ia bersama Nurchalis menggagas CV Rampago Jaya pada 2022.
“Dulu, tembakau di sini sempat jadi kebanggaan. Kami ingin menghidupkan kembali warisan itu dengan sentuhan modern,” ujar Saifullah, yang fokus pada produksi, sementara Nurchalis mengelola pemasaran.
Dengan tembakau berkualitas setara Deli Medan satu rumpun dengan varietas premium mereka meluncurkan merek seperti Ranup Filter Nipah (Rp14.000) dan Kretek Ranub (Rp12.000) untuk segmen menengah-bawah. Tak hanya itu, produk premium seperti Tacuba (cerutu lima batang Rp50.000) dan mini cigars (Rp32.000) mereka tawarkan dengan harga “kaki lima”, namun berkelas internasional dengaan bahan baku jenis tembakau Havana yang diolah dengan teknik khusus.
Meskipun basis pemasaran masih terfokus di Banda Aceh dan Aceh Besar, produk mereka telah merambah Jakarta, dibuktikan dengan permintaan dari kalangan penikmat rokok di ibu kota. Keberhasilan ini tak lepas dari kolaborasi dengan Dinas Perkebunan dan Pertanian Aceh yang memberikan pendampingan teknis, uji cita rasa, hingga studi banding ke Jember pusat tembakau terkemuka di Jawa Timur.
Tak hanya sukses secara komersial, CV Rampago Jaya telah menyerap 40 tenaga kerja lokal dan menyumbang cukai sebesar Rp32 juta per bulan. “Ini bukti bahwa UMKM bisa berkontribusi nyata bagi perekonomian,” tambah Saifullah.
Di akhir obrolan, Saifullah berharap pemerintah dapat memfasilitasi promosi produknya secara lebih masif. “Kami ingin Ranub dan Tacuba jadi ikon Aceh. Dengan dukungan promosi, kami yakin bisa bersaing di tingkat nasional bahkan global,” tegasnya.
Dukungan tersebut direspons positif oleh Muliadi, yang menyatakan komitmen Bank Aceh untuk mendampingi UMKM berbasis lokal seperti CV Rampago Jaya. “Ini contoh nyata kolaborasi antara perbankan, pemerintah, dan pelaku usaha yang berbuah manis,” ujarnya.
Sebagai penutup, Saifullah berpesan: “Jangan pernah remehkan warisan leluhur. Dari tembakau Krueng Aceh yang hampir terlupakan, kami membuktikan bahwa dengan inovasi, produk lokal bisa bersaing dan membawa dampak luas.”
“Kita optimis CV Rampago Jaya tidak hanya menjual rokok, tetapi juga membawa cerita kebanggaan Aceh yang perlahan menembus pasar nasional,” tutupnya.
"TA CUBA, cigars with Havana tobacco planted on the banks of the very fertile Krueng Aceh and producing tobacco with a distinctive Acehnese flavor.
Cigar greetings from Rampago".