Selasa, 04 November 2025
Beranda / Ekonomi / Bisnis Waralaba Jadi Jalur Inovatif UMKM untuk Naik Kelas

Bisnis Waralaba Jadi Jalur Inovatif UMKM untuk Naik Kelas

Minggu, 02 November 2025 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Deputi Bidang Ekonomi dan Transformasi Digital Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati dalam sambutannya pada ajang Indonesia Franchise Week 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Jumat (31/10/2025). (Foto: Ismadi Amrin/InfoPublik)


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat untuk berkembang lebih cepat dan berkelanjutan dengan skema waralaba. Melalui sistem ini, pelaku usaha tidak hanya memperoleh model bisnis yang sudah teruji, tetapi juga akses terhadap standar operasional, pelatihan, dan dukungan pemasaran dari pemilik merek.

Skema waralaba membuka peluang bagi UMKM untuk memperluas jangkauan pasar tanpa harus menanggung seluruh risiko dan biaya inovasi dari nol. 

Selain itu, model ini turut mendorong lahirnya kolaborasi antara pelaku usaha lokal dengan merek nasional maupun global, sehingga memperkuat ekosistem kewirausahaan di Indonesia.

Dalam konteks ekonomi digital dan persaingan pasar yang semakin ketat, waralaba menjadi bentuk inovasi strategis yang mampu menjembatani ide kreatif dan keberlanjutan bisnis UMKM.

Deputi Bidang Ekonomi dan Transformasi Digital Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati mengatakan bahwa waralaba telah menjadi jalur inovatif bagi UMKM untuk berkembang melalui model bisnis yang terstandar dan terbukti. 

"Hal itu tercermin dalam pertumbuhan waralaba dari tahun 2020 hingga 2025, dimana waralaba domestik tubuh 55 persen dan 29 persen untuk waralaba asing. Ini juga menandakan ekosistem nasional yang lebih kuat dan meningkatnya minat global terhadap pasar Indonesia," kata Vivi Yulaswati dalam sambutannya pada ajang Indonesia Franchise Week 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Jumat (31/10/2025).

Vivi mengungkapkan, waralaba domestik pada 2020 hanya ada 105 merk, 107 (2021), 143 (2023), 151 (2024), dan 163 merk pada 2025. Sedangkan untuk waralaba asing, di 2020 hanya ada 120 merk, 124 (2021), 137 (2023), 143 (2024), dan 155 merk di 2025.

Deputi Kementerian PPN/Bappenas pun menjelaskan mengenai karakteristik waralaba, yakni model bisnis yang terbukti; kemudahan dalam transfer pengetahuan dan keterampilan; akses ke rantai pasokan dan pasar yang lebih luas; kualitas dan citra merek yang terstandardisasi; inovasi dan adaptasi berkelanjutan; ketersediaan pendampingan dan pendampingan bisnis; serta skalabilitas yang lebih besar dan replikasi yang lebih cepat.

Indonesia Franchise Week (IFW) 2025 berlangsung pada 30 Oktober - 2 November 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang. Acara ini mengusung tema yang mencerminkan semangat dengan memperkuat daya saing dan semangat kewirausahaan di era ekonomi dinamis, "Energizing Entrepreneurship".

Acara berskala internasional ini diselenggarakan oleh Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) dan Neo Expo Promosindo dengan dukungan dari Kementerian Perdagangan RI, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional RI (BAPPENAS), Kementerian Pariwisata RI, Kementerian Hukum RI serta Kementerian UMKM RI.

Terdapat rangkaian kegiatan yang turut memeriahkan IFW, seperti Asia Pacific Franchise Confederation (APFC) Meeting dan World Franchise Council (WFC) Meeting, Pameran National Roadshow Info Franchise & Business Concept (IFBC) 2025, Pameran International Franchise & Business Opportunity (IFBO) 2025, dan International Franchise Award, dan Gala Dinner.

Pameran waralaba ini akan dihadiri oleh 24 delegasi Internasional dan menjadi pameran waralaba internasional terbesar di Indonesia. IFW 2025 menjadi pusat referensi peluang usaha lintas sektor mulai dari nasional dan internasional dengan 289 brand dan 187 stand. Pameran ini juga menghadirkan Business Location Partner dari Pertamina Patra Niaga dengan membawa Bright Store dan Bright Space, KAI, KAI Wisata, LRT JABODEBEK.

Dalam tiga hari! Dengan target 12.000 pengunjung yang terdiri dari calon pengusaha dan investor. Pameran bisnis ini dihadiri oleh raturan brand franchise ternama baik dari dalam dan luar negeri. Dengan melibatkan instansi pemerintah, lembaga keuangan, inkubator bisnis, serta asosiasi internasional di bidang franchise.

Perkuat Ekosistem Waralaba

Pada pembukaan IFW 2025, Menteri UMKM, Maman Abdurrahman menegaskan komitmen pemerintah untuk memperkuat ekosistem waralaba nasional sebagai strategi meningkatkan jumlah wirausaha serta memperluas peluang bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Menteri UMKM menyampaikan apresiasi kepada Asosiasi Franchise Indonesia yang dinilai mampu membangun strategi ekosistem usaha waralaba yang mendukung pertumbuhan UMKM. 

“Model bisnis waralaba telah memberikan tren positif bagi industri, dengan peningkatan sekitar 5 persen pada 2024,” ujarnya.

Pemerintah menargetkan rasio kewirausahaan Indonesia mencapai 3,6 persen pada 2029. Meski masih berada di bawah negara lain, seperti Malaysia 4,74 persen, Singapura 8,76 persen, dan Amerika Serikat 12 persen, Menteri Maman optimistis target tersebut dapat dicapai.

Menteri UMKM menyatakan pemerintah akan terus mendorong UMKM, terutama pelaku usaha mikro, untuk masuk ke industri waralaba. Di Indonesia, sekitar 93“95 persen pelaku UMKM berasal dari sektor mikro dan sebagian besar masih berada di kategori pekerja informal. 

“Tahun depan, kami menyiapkan berbagai kebijakan yang mendorong UMKM bertransformasi menuju sektor formal,” kata Maman.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI