Beranda / Ekonomi / Bisnis Properti di Kota Banda Aceh Meningkat Pesat, Rumah Subsidi Paling Laris

Bisnis Properti di Kota Banda Aceh Meningkat Pesat, Rumah Subsidi Paling Laris

Rabu, 29 Januari 2025 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora
Rumah tipe 36 yang berlokasi di Lambaroskep, Kuta Alam, Banda Aceh. Foto: for Dialeksis

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sektor perumahan di Banda Aceh menunjukkan perkembangan yang sangat positif. Muhammad Ikhlas, seorang developer perumahan, mengungkapkan bahwa pasar properti di kota ini semakin berkembang pesat, bahkan melibatkan lebih banyak pelaku usaha yang sebelumnya tidak terlibat dalam industri ini. 

"Beberapa tahun lalu, jumlah developer properti di Banda Aceh masih sangat terbatas, namun kini semakin banyak pengembang baru yang terjun ke pasar. Bahkan, ada mantan karyawan bank yang dulu menangani kredit perumahan rakyat, kini beralih menjadi developer," ungkap Ikhlas kepada Dialeksis, Rabu (29/1/2025).

Permintaan rumah di Banda Aceh, menurut Ikhlas, semakin tinggi. Masyarakat yang sebelumnya mungkin hanya memiliki keinginan untuk tinggal di rumah besar, kini lebih realistis dengan membeli rumah meskipun berukuran kecil. 

"Banyak yang membeli rumah untuk anak mereka yang sedang kuliah atau baru mulai bekerja. Rumah kecil menjadi pilihan, dan meskipun ukuran kecil, mereka tetap ingin memiliki rumah di Banda Aceh," katanya.

Ia menyebutkan, pembangunan perumahan kini banyak terbanyak di daerah pesisir seperti Kecamatan Syiah Kuala, Kuta Alam, dan Baitussalam. Menariknya, kawasan-kawasan ini yang dulu sempat dianggap tidak menguntungkan untuk pembangunan rumah, kini justru menjadi area yang paling banyak dibangun rumah. 

"Dulu orang takut membeli rumah dekat laut karena khawatir dengan risiko bencana alam. Namun sekarang, orang-orang semakin tertarik, yang penting ada rumah, meskipun kecil," jelasnya.

Harga tanah di wilayah pesisir yang relatif lebih murah membuat developer bisa menawarkan rumah dengan harga yang lebih terjangkau. 

"Tanah dekat pantai lebih murah, sehingga kami bisa menawarkan harga rumah yang lebih bersahabat bagi pembeli," imbuh Ikhlas.

Sebagian besar pembeli rumah di Banda Aceh, menurut Ikhlas, mencari rumah subsidi dengan tipe 36, 40, hingga 42, yang umumnya dibeli oleh orang tua untuk anak mereka yang sedang kuliah atau baru bekerja. 

"Rumah subsidi menjadi pilihan utama karena harganya yang lebih terjangkau dan memenuhi kebutuhan para pembeli," tuturnya.

Namun, tak hanya rumah kecil yang diminati. Rumah besar dan luas dengan harga lebih tinggi juga tidak kalah diminati, terutama oleh kalangan masyarakat yang lebih mapan secara finansial. Hal ini menunjukkan bahwa pasar properti di Banda Aceh sangat dinamis dan mampu menjangkau berbagai kalangan.

Selain itu, kata dia, bisnis perumahan juga membuka peluang kerja baru bagi banyak orang, termasuk mahasiswa. 

Ikhlas menambahkan, banyak mahasiswa yang kini tertarik menjadi marketing properti, mencari pelanggan dan mendapatkan fee setelah berhasil menjual rumah. Fenomena ini menggambarkan potensi besar sektor perumahan di Banda Aceh, tidak hanya dari sisi permintaan, tetapi juga dari sisi peluang karier.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI