Dr. T. Saiful Bahri, Dosen dari Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. Foto: Dialeksis.com

DIALEKSIS.COM | Nasional - Kenaikan harga beras belakangan ini menimbulkan keprihatinan serius di kalangan masyarakat Indonesia. Dampak dari kenaikan tersebut terasa nyata, terutama bagi mereka yang berada di lapisan ekonomi menengah ke bawah.

Harga beras terus naik dengan perlahan. Mengutip data terbaru dari PT Food Station Tjipinang Jaya, pada hari ini, Rabu (28/2/2024), harga beras Cianjur Kepala per tanggal 28 Februari mencapai Rp19.473, merupakan harga tertinggi di bulan Februari 2024. Dibandingkan dengan tanggal 22 Februari 2024, harga beras Cianjur Kepala berada di level Rp19.329 per kilogram.

Merespon keadaan harga beras alami kenaikan tersebut, Dr. T. Saiful Bahri, Dosen dari Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, memberikan penjelasannya mengenai implikasi kenaikan harga beras bagi masyarakat Indonesia.

"Kenaikan harga beras memiliki dampak signifikan pada kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, khususnya bagi mereka yang bergantung pada beras sebagai sumber utama karbohidrat," ujar Dr. Saiful kepada Dialeksis.com (29/02/2024).

Menurutnya, kenaikan harga beras dapat berdampak langsung pada peningkatan biaya hidup, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Hal ini dapat memperburuk kondisi ekonomi rumah tangga dan mengganggu stabilitas sosial.

Dr. Saiful juga menekankan perlunya intervensi pemerintah untuk mengatasi situasi ini. "Pemerintah perlu segera mengambil langkah-langkah konkret, seperti pengendalian harga beras dan kebijakan yang mendukung ketersediaan beras bagi masyarakat," tegasnya.

Dengan demikian, menurut Dr. Saiful kenaikan harga beras bukan sekadar masalah ekonomi, tetapi juga menjadi isu sosial yang memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan dukungan penuh dari seluruh lapisan masyarakat. Hal ini menjadi tantangan bersama yang harus diatasi untuk mencapai kesejahteraan bersama.