Ahli Ekonomi Dr Rustam Kuliti Penyebab Bank Perkreditan Rakyat Banyak Tutup
Font: Ukuran: - +
Reporter : Biyu
Dr. Rustam Effendi. S.E., M.Econ., CFRM, Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala. Foto: Doc Dialeksis.com
DIALEKSIS.COM | Nasional - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa potensi penutupan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) pada tahun 2024 dapat melebihi rata-rata tahunan. Sebagai contoh, menurut data dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dalam 18 tahun terakhir, terdapat 7 hingga 8 BPR yang tutup setiap tahunnya.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa meskipun tidak dapat memprediksi jumlah BPR yang akan tutup pada tahun ini, kemungkinan angkanya bisa melampaui rata-rata tahunan 7-8 bank. Termasuk data terbaru izin PT BPR Aceh Utara yang dicabut oleh OJK sejak tanggal 4 Maret 2024.
Dalam kaitannya fenomena ini, Dialeksis.com (08/03/2024) menghubungi Dr. Rustam Effendi. S.E., M.Econ., CFRM, Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala. Menurutnya, penyebab penutupan BPR dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu internal dan eksternal.
Dari segi internal, Dr. Rustam menjelaskan bahwa salah satu penyebab penutupan banyak BPR adalah karena terjadi mis-manajemen, termasuk seringnya terjadi kesalahan (fraud) yang dilakukan oleh SDM di BPR.
Selain itu kata Dr Rustam, kurangnya implementasi Good Corporate Governance (GCG) dalam tata kelola BPR juga menjadi masalah, mulai dari struktur tata kelola, proses, hingga hasil tata kelola yang tidak terukur.
“Hal ini mengakibatkan pengawasan terhadap kinerja direksi menjadi kurang optimal dan tidak terpantau dengan baik, sehingga Tingkat Kesehatan Bank (TKB) terus menurun,” tegasnya.
Tak sampai disitu saja Dr Rustam jelaskan penyebab BPR banyam tutup, menurutnya keterbatasan modal dan minimnya fitur layanan juga membuat BPR kurang mampu merespons dinamika pasar.
Dr. Rustam juga menyoroti penyebab internal, yaitu manajemen risiko kurang efektif, yang menyebabkan berbagai risiko seperti risiko operasional, risiko kredit, risiko hukum, dan risiko reputasi tidak dievaluasi secara konkrit.
Faktor lain yang menjadi penyebab internal adalah dominasi pasar retail oleh bank-bank besar dengan penawaran produk dan fitur yang lebih menarik serta biaya yang lebih murah.
Selanjutnya dari segi eksternal, Dr. Rustam mencatat bahwa pasar keuangan, termasuk perbankan, semakin kompetitif.
Hal lainnya sebab eksternal menurut Dr Rustam dimana fitur digitalisasi berkembang pesat dan nasabah membutuhkan akses yang lebih mudah dan cepat.
“Namun, kemampuan BPR dalam memanfaatkan tuntutan digitalisasi ini terbatas karena keterbatasan modal dan produk layanan yang terbatas,” tutupnya.