DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dr. Hendri Saparini, seorang ekonom senior dan pendiri CORE Indonesia, menegaskan pentingnya langkah konkret untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh. 

Menurutnya, Aceh seharusnya tidak hanya melihat Jakarta sebagai acuan tetapi memanfaatkan peluang yang ada di sekitarnya, seperti Penang atau Malaysia, untuk memacu pertumbuhan.

Saparini menyarankan agar Aceh meniru strategi Batam yang memanfaatkan kedekatannya dengan Singapura. 

"Aceh bisa memanfaatkan Penang, bahkan mungkin menjadi penyangga barang yang diperlukan sekarang," ujarnya kepada Dialeksis.com, Jumat (23/8/2024).

Dia menambahkan, Aceh juga harus fokus pada prioritas strategi pembangunan. Meskipun setiap daerah memiliki road map Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), pemilihan prioritas dan kebijakan end-to-end sangat penting.

"Misalnya, jika Aceh memiliki potensi pertanian, harus jelas apa yang akan dikembangkan, untuk pasar mana, dan kapan," lanjutnya. 

Saparini menekankan pentingnya RPJMD lima tahunan yang komprehensif agar pengembangan dilakukan dengan terencana.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh. 

"Kita tidak bisa berkembang tanpa adanya investasi. Masih perlu pemahaman yang lebih dalam mengenai investasi di kalangan pemimpin Aceh," ujar Saparini. 

Menurutnya, investasi dari luar harus didesain agar memberikan manfaat maksimal.

Menyikapi pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh - Sumut 2024, Saparini mengungkapkan kekhawatiran terkait kurangnya perhatian publik di Aceh. 

"Saya agak kaget karena tidak ada hype PON 2024 di sini. Daerah lain dengan strategi sederhana mampu membuat lomba dan meningkatkan kesadaran publik," katanya. 

Dia mendorong pemerintah daerah untuk bekerja sama dengan swasta atau BUMN dalam menciptakan UMKM untuk membuat merchandise PON 2024.

Dengan langkah-langkah konkret dan kerjasama yang baik, Aceh diharapkan dapat memperbaiki pertumbuhan ekonominya dan memanfaatkan peluang yang ada. [nor]