Kamis, 10 Juli 2025
Beranda / Ekonomi / Pabrik Karet Remah Pertama di Aceh Resmi Beroperasi, Bupati TRK: Langkah Menuju Ekonomi Mandiri

Pabrik Karet Remah Pertama di Aceh Resmi Beroperasi, Bupati TRK: Langkah Menuju Ekonomi Mandiri

Selasa, 08 Juli 2025 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Gubernur Aceh Muzakir Manaf bersama Bupati Nagan Raya TRK dan Hashim S. Djojohadikusumo di acara peresmian Pabrik Karet Remah. Foto: doc Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Aceh Barat - Provinsi Aceh menorehkan sejarah baru dalam sektor industri dengan diresmikannya pabrik pengolahan karet remah pertama dan satu - satunya di daerah ini. Pabrik milik PT Potensi Bumi Sakti yang berlokasi di Kecamatan Woyla, Kabupaten Aceh Barat, resmi mulai beroperasi pada Selasa, 8 Juli 2025.

Kehadiran pabrik ini dinilai sebagai langkah strategis yang akan mengubah wajah industri karet di Tanah Rencong. Dengan kapasitas mesin mencapai 5 ton karet kering per jam atau setara dengan 10 ton karet basah, pabrik tersebut mampu mengolah hingga 100 ton karet kering per hari atau sekitar 30.000 ton per tahun. Berdiri di atas lahan seluas 25 hektare, fasilitas ini menjadi pusat pengolahan terintegrasi yang tak hanya menyerap produksi petani dari berbagai wilayah Aceh, tetapi juga memotong rantai distribusi yang selama ini sangat bergantung pada pasar luar daerah, terutama Medan.

CEO Arsari Group, Hashim S. Djojohadikusumo, menekankan bahwa keberadaan pabrik ini akan membawa efisiensi besar dalam sistem distribusi hasil panen petani. “Selama ini, petani karet kita harus menanggung biaya angkut tinggi dan menghadapi fluktuasi harga yang tidak menentu. Dengan pabrik ini berada di wilayah sendiri, biaya distribusi bisa ditekan dan harga jual menjadi lebih kompetitif,” ujarnya dalam sambutannya saat peresmian.

Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, yang turut hadir dalam seremoni tersebut, menyampaikan apresiasinya terhadap pihak perusahaan yang telah berinvestasi di Aceh. Menurutnya, keterlibatan sektor swasta sangat dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

“Ini adalah langkah nyata dalam membangun kemandirian ekonomi Aceh. Kehadiran pabrik ini diharapkan menjadi pemicu tumbuhnya industri hilir berbasis karet serta mempercepat pembangunan ekonomi lokal,” ujar Mualem, sapaan akrab Gubernur.

Tak hanya memberikan kontribusi di sektor pertanian, pabrik ini juga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar. PT Potensi Bumi Sakti mengutamakan tenaga kerja lokal dalam proses rekrutmen, sehingga turut membantu menurunkan angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Lebih dari itu, perusahaan juga menggulirkan berbagai program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), seperti pemberdayaan UMKM, bantuan bibit karet unggul, pengembangan peternakan rakyat, hingga budidaya ikan air tawar. Program-program ini menyasar langsung kebutuhan dan potensi lokal yang ada di sekitar pabrik.

“Multiflier effect dari pabrik ini sangat besar. Bukan hanya petani yang merasakan manfaatnya, tapi juga pelaku UMKM, keluarga pekerja, hingga masyarakat luas,” tambah Hashim.

Bupati Nagan Raya, Dr. Teuku Raja Keumangan, S.H., M.H., yang turut memberikan pernyataan, menyambut baik kehadiran pabrik tersebut dan menyebutnya sebagai lompatan besar dalam pengembangan sektor pertanian Aceh.

“Pabrik ini tidak hanya menjadi solusi terhadap permasalahan klasik yang dihadapi petani, seperti harga dan distribusi, tetapi juga menjadi simbol transformasi ekonomi daerah. Ini momentum penting yang harus dijaga dan diperluas,” tegas TRK, sapaan akrabnya.

Menurutnya, sinergi antara pemerintah dan sektor swasta perlu terus diperkuat agar infrastruktur hilirisasi sektor pertanian, khususnya komoditas karet, bisa tumbuh secara berkelanjutan. Ia juga mendorong daerah - daerah penghasil karet lainnya di Aceh untuk turut berkolaborasi dan mendukung pengembangan industri ini agar benar-benar menjadi tulang punggung ekonomi kawasan.

“Dengan mulai beroperasinya pabrik karet remah dari PT Potensi Bumi Sakti, Aceh tidak hanya menegaskan dirinya sebagai salah satu lumbung karet nasional, tetapi juga menunjukkan komitmen untuk membangun ekonomi yang lebih mandiri dan berkelanjutan, berbasis pada kekuatan serta potensi lokal,” pungkas Bupati TRK.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI