Beranda / Ekonomi / 10 Provinsi dengan Inflasi Terendah di 2023, Aceh?

10 Provinsi dengan Inflasi Terendah di 2023, Aceh?

Kamis, 04 Januari 2024 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi Inflasi. (Foto: Shutterstock)



DIALEKSIS.COM | Nasional - Sumut mengalami inflasi tahunan sebesar 2,25 persen pada Desember 2023. Angka ini di bawah nasional sebesar 2,61 dan menjadikan Sumut sebagai 10 provinsi dengan inflasi terendah pada 2023.

"Ada 10 provinsi dengan inflasi gabungan kota terendah yakni Sulteng, DKI, Kalbar, Sulbar, Sumbar, Sumut, Kaltara, Kalsel, dan NTT. Dan yang terendah adalah Aceh. Ada pula provinsi yang tertinggi dengan nilai inflasi di atas 3%, tentunya ini menjadi atensi kepada para kepala daerahnya, bagaimana menjaga stabilitas daerahnya. Untuk sepuluh daerah yang inflasinya terendah, terima kasih," ungkap Mendagri Tito Karnavian saat Rakor Pengendalian Inflasi diikuti Penjabat Gubernur Sumut Hassanudin bersama seluruh gubernur se-Indonesia melalui zoom, Rabu (3/1/2024).

Dalam rakor tersebut, ada beberapa yang menjadi isu utama pembahasan, di antaranya mengenai stabilisasi bahan pokok. Hal ini menyangkut tentang produksi dan kebutuhan masyarakat.

Untuk itu, Mendagri meminta agar para Gubernur melakukan rakor dengan para bupati/wali kota yang inflasinya masih tinggi. Ia juga meminta provinsi, kabupaten dan kota, agar mendata seluruh potensi luas lahan di seluruh wilayah, dengan melakukan pemetaan di mana saja daerah yang potensial. Kemudian melakukan percepatan tanam, sehingga masa panen juga lebih cepat.

Sementara itu, Pj Gubernur Hassanudin turut bersyukur atas kolaborasi dan koordinasi yang dilakukan TPID Sumut sehingga inflasi dapat terkendali dengan baik. Ia pun langsung berkoordinasi dengan TPID yang hadir saat itu, seperti Bank Indonesia Perwakilan Sumut, BPS Sumut, Bulog Drive I Sumut, serta Pimpinan OPD Provinsi Sumut.

"Inflasi yang telah dicapai Provinsi Sumut seperti yang diungkapkan Mendagri, jangan membuat kita terlena. Untuk itu sebagai Pj Gubernur Sumut, saya meminta saran kepada tim yang hadir saat ini, seperti yang dipaparkan Mendagri bahwa cabai, beras adalah komoditas yang selalu menjadi perhatian dan menjadi penyumbang inflasi," tutur Hasan.

Hassanudin menyebut gangguan cuaca dan el Nino juga menjadi faktor hambatan dalam mengendalikan inflasi. Karena faktor ini akan mempengaruhi masa tanam dan jumlah produksi pertanian.

"Syukurnya tahun 2023, Provinsi Sumut tidak terkena el Nino. Hanya saja ada bencana seperti banjir dan longsor. Inilah yang menjadi perhatian kita agar tidak ada gangguan pada waktu tanam, produksi, serta distribusinya," ucapnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumut IGP Wira Kusuma mengatakan jika inflasi di Sumut masih terkendali. Namun untuk komoditas cabai, diperlukan integrasi setiap daerah agar dapat mengatur pola tanam. Kemudian, terkait pendataan luas lahan pertanian juga sangat penting, sebab luas lahan pertanian di Sumut cukup luas.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Nurul Hasanudin menyebutkan, komoditas utama penyumbang inflasi yoy pada Desember 2023, antara lain beras, cabai merah, rokok kretek filter, akademi/perguruan tinggi, gula pasir, emas perhiasan, dan angkutan udara.

Ia menyarankan, agar Sumut menyediakan tempat penampungan untuk produk tanaman musiman seperti cabai dan tomat. Menurutnya dengan adanya tempat penampungan tersebut diharapkan mampu mengendalikan harga komoditas yang panennya musiman.

"Ini nantinya strategi di pertanian. Untuk BPS Sumut sendiri, pada hitungan Januari 2024 akan ada penambahan IHK yang tadinya hanya lima IHK, nanti menjadi delapan. Penambahannya ada Karo, Labuhanbatu, dan Deliserdang," ucapnya. [detik.com]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda