Waspada Gelombang Panas, Eropa-China Nyatakan Darurat Bencana
Font: Ukuran: - +
Seorang anak mendinginkan badan saat gelombang panas melanda di air mancur di pusat kota Montpellier, Prancis selatan, Selasa (14/6/2022). [Foto: PASCAL GUYOT/AFP via Getty Images)
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Gelombang panas masih terus melanda dunia. Bahkan, beberapa negara di Eropa dan Asia telah mengumumkan status darurat kesehatan dari fenomena ini.
Di Eropa, negara-negara seperti Prancis, Portugal, dan Spanyol sudah mengalami kebakaran hutan yang merupakan dampak dari gelombang panas. Khusus Spanyol, Negeri Matador itu telah melaporkan rekor suhu hingga 42C di wilayah Sevilla.
Tak hanya kebakaran hutan, kematian akibat gelombang panas juga sudah dilaporkan di Portugal. Dari 7 Juli hingga 13 Juli, negara asal pesepakbola Cristiano Ronaldo itu mencatat 238 kematian berlebih akibat gelombang panas.
"Dalam kasus khusus ini, kelebihannya dapat dikaitkan dengan gelombang panas. Dalam beberapa hari terakhir kami mengalami suhu yang sangat tinggi dan ekstrem, dan untuk waktu yang sangat lama," kata kepala otoritas kesehatan Portugal DGS, Graça Freitas, kepada kantor berita Lusa seperti diwartakan Reuters, Jumat (15/7/2022).
Di Inggris, pejabat berwenang telah memberikan peringatan bahaya di wilayah itu dan juga Wales. Peringatan bahaya ini berarti bahwa mungkin ada bahaya bagi kehidupan atau potensi penyakit serius dari suhu yang terik.
Hal ini juga mengharuskan pekerja kesehatan dan perawatan sosial untuk memberikan perhatian khusus pada kelompok orang yang berisiko tinggi seperti orang tua dan kelompok masyarakat dengan kondisi kesehatan yang rentan.
"Pekerjaan signifikan sedang dilakukan di seluruh pemerintahan untuk memastikan yang paling rentan dilindungi selama gelombang panas," ujar keterangan Downing Street seperti dikutip BBC.
Tak hanya di Eropa, fenomena serupa juga mulai dilaporkan di China. Otoritas Negeri Tirai Bambu pada Rabu memberikan peringatan bahaya merah gelombang panas di 84 kota yang berada di negara itu.
"Peringatan merah berarti suhu diperkirakan akan mencapai lebih dari 40C dalam 24 jam mendatang," sebut Badan Meteorologi Nasional China seperti dilansir CNN International.
Badan Meteorologi Dunia (WMO) sendiri telah menyebutkan gelombang panas kali ini telah menjebak polutan di lapisan atmosfer. Ini akhirnya membuat kualitas udara menurun di kota-kota besar dan menimbulkan masalah kesehatan yang serius
"Atmosfer yang stabil dan stagnan bertindak sebagai penutup untuk menjebak polutan atmosfer, termasuk partikel. Ini mengakibatkan penurunan kualitas udara dan efek kesehatan yang merugikan, terutama bagi orang-orang yang rentan," papar petugas ilmiah WMO, Lorenzo Labrador.
Menurut Badan Atmosfer dan Kelautan Nasional Amerika Serikat (AS), gelombang panas adalah periode cuaca panas selama dua hari atau lebih yang tidak biasa. Untuk dianggap sebagai gelombang panas, suhu harus berada di atas rata-rata historis untuk area tertentu.(CNBC Indonesia)