kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Uni Eropa Minta Israel-Palestina Lakukan Gencatan Senjata

Uni Eropa Minta Israel-Palestina Lakukan Gencatan Senjata

Rabu, 19 Mei 2021 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Uni Eropa mendesak Israel dan Palestina untuk melakukan gencatan senjata di tengah konflik berkepanjangan antar-dua negara di Timur Tengah tersebut.

Kepala Kebijakan Luar negeri Uni Eropa, Josep Borrel menyerukan penerapan gencatan senjata tersebut untuk menghentikan pertempuran antara Israel dan Palestina.

"Prioritasnya adalah penghentian semua kekerasan dan implementasi gencatan senjata," tutur Borrel usai menggelar video konferensi dengan menteri luar negeri Uni Eropa seperti dikutip AFP, Selasa (18/5).

Pernyataan Borrel itu didukung seluruh negara kecuali satu dari total 27 negara anggota blok tersebut. Penentangnya adalah Hongaria--yang diketahui sebagai negara pendukung kuat Israel--menolak desakan gencatan senjata.

"Tujuannya adalah untuk melindungi warga sipil dan memberikan akses kemanusiaan seutuhnya di Gaza," terang Borrel lagi.

Tingginya jumlah korban sipil, kematian dan, luka-luka akibat meningkatnya pertempuran tidak bisa dia terima. Apalagi mengingat beberapa di antara korban adalah anak-anak dan perempuan.

"Kami sepenuhnya mendukung hak pertahanan Israel, tetapi kami juga telah mempertimbangkan dan menyatakan bahwa ini harus dilakukan secara proporsional dan menghormati hukum humaniter internasional," imbuh dia lagi.

Serangan pengeboman intens oleh Israel hingga kini menurut petugas medis di Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 213 warga Palestina, termasuk 61 anak-anak, selain juga mengakibatkan lebih 1.400 orang luka-luka di Gaza dalam pertempuran antara tentara Israel dengan kelompok militan Hamas.

Adapun korban tewas dari pihak Israel naik menjadi 12 pada Selasa hari ini akibat tembakan roket Hamas ke wilayah selatan Eshkol, serta menewaskan dua warga Thailand yang bekerja di sebuah pabrik, juga mengakibatkan beberapa orang luka-luka.

Uni Eropa sendiri telah berupaya menghasilkan satu suara terkait sikap atas pertempuran tersebut. Beberapa dari 27 anggota blok ini mendukung Israel, sedangkan sebagian lainnya mendukung Palestina.

Borrel mengatakan tengah menggalang upaya diplomatik yang intens dengan menelepon pejabat Israel, Palestina dan, regional. Tapi dorongan itu terhambat oleh kurangnya persatuan anggota.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Hongaria, Peter Szijjarto mengkritik pernyataan sikap Uni Eropa tentang Israel.

"Saya punya masalah umum dengan pernyataan Eropa terkait Israel," kata Szijjarto.

"Hal ini sangat sarat keputusan sepihak, dan pernyataan [seruan gencatan senjata] tersebut tidak membantu, terutama dalam keadaan saat ini, ketika ketegangan begitu tinggi," imbuh dia

Perseteruan sengit antara Hamas dan Israel membuat puluhan ribu warga Palestina kehilangan tempat tinggal dan mengungsi.

Konflik Israel dan Hamas meletus pada 10 Mei, beberapa hari sebelum Idulfitri. Alasan Hamas meluncurkan serangan roket adalah membalas sikap aparat keamanan Israel yang menghalangi dan menyerang warga Palestina saat beribadah di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.

Selain itu, mereka juga membalas sikap pemukim Israel karena hendak mengusir para penduduk Palestina yang menetap di kawasan Sheikh Jarrah, sebelah timur Yerusalem.

Di sisi lain, Israel menyatakan bahwa mereka membalas serangan Hamas dan berupaya melindungi penduduknya dari aksi teroris.[CNN Indonesia]

Keyword:


Editor :
M. Agam Khalilullah

riset-JSI
Komentar Anda