UNHCR Indonesia Klarifikasi Isu Hoax, Soal Data Hingga TTPO
Font: Ukuran: - +
Pengungsi Rohingya di Aceh (Foto: AP/Rahmat Mirza)
DIALEKSIS.COM | Nasional - Sejak beberapa hari belakangan, muncul tangkapan layar tulisan akun media sosial UNHCR Indonesia dengan kalimat yang kontroversial mengenai penanganan kaum muhajirin, Rohingya. Usut punya usut, isu viral itu ternyata itu hoax belaka.
Terlepas dari misteri pembuat isu hoax itu, berikut adalah penjelasan dari UNHCR Indonesia yang asli mengenai isu penanganan pengungsi Rohingya di Aceh.
Tangkapan layar (tapi palsu) itu menyeruak di jagad media sosial, dari X sampai TIkTok. Isinya menuai reaksi emosi bahkan marah-marah dari akun-akun warganet. Begini bunyi tangkapan layar status media sosial bernama UNHCR Indonesia (palsu), berbunyi sebagai berikut:
"Semoga rakyat Rohingya bisa diterima masyarakat Indonesia, dan pemerintah bisa berikan dia rumah, makan, dan tempat tinggal, dan buat KTP Indonesia."
Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurusi pengungsi ini menyatakan informasi tersebut adalah hoax.
"Saat ini banyak sekali akun palsu UNHCR yang dibuat di media sosial. Semua konten yang seperti Bapak tanyakan bukan berasal dari UNHCR," kata pejabat informasi publik (Public Information Officer) UNHCR Indonesia, Mitra Salima Suryono, seperti dilansir detikcom, Sabtu (9/12/2023).
Publik perlu mengetahui kabar hoax agar tidak terpengaruh dan turut menyebarkan hoax tersebut. Masyarakat diminta berhati-hati terhadap akun palsu UNHCR.
"Pembaca medsos kami harapkan kebijaksanaannya untuk hanya menanggapi/memercayai menyebarkan konten resmi UNHCR yang ada dalam platform-platorm kami yang riil," kata Mitra Salima dari UNHCR Indonesia.
Sehubungan dengan maraknya hoax yang mengatasnamakan lembaganya, UNHCR Indonesia juga menyosialisasikan via akun media sosialnya. Ada sekitar 20 akun palsu yang disoroti UNHCR.
Lantas apa alamat akun media sosial UNHCR yang asli? Berikut adalah daftar akun asli UNHCR Indonesia:
1. Situs web: www.unhcr.org/id/
2. Akun X: @UNHCRIndo
3. Instagram: @UNHCRIndonesia
4. Facebook: UNHCR Indonesia
5. TikTok: @unhcrindonesia
Selanjutnya, ribuan pengungsi Rohingya:
Jumlah pengungsi Rohingya di Aceh
Menkopolhukam Mahfud Md pernah menyebut pada 4 Desember lalu bahwa ada 1.487 pengungsi Rohingya di Indonesia dan jumlahnya diperkirakan bakal bertambah. Sebagian besar ternyata baru datang belakangan ini saja. UNHCR Indonesia menjelaskan sudah ada seribuan pengungsi Rohingya yang ada di Aceh. Mereka datang sejak pertengahan bulan lalu.
"Secara kumulatif sejak 14 November, jumlah kedatangan pengungsi adalah sekitar 1.200 orang di beberapa titik di Aceh seperti Pide, Bireung, Aceh Timur, dan Sabang," kata Mitra Salima Suryono.
Sejak 14 November, sudah ada tujuh gelombang kedatangan pengungsi Rohingya ke Aceh. Kedatangan terakhir adalah pada pekan lalu, yakni Sabtu (2/12) dan Minggu (3/12) lalu. Pada pekan lalu itu, terdapat seratusan lebih orang pengungsi Rohingya yang sampai di Aceh.
"Jumlah kedatangan di Sabang yang terakhir adalah 139 orang," kata Mitra.
Kebutuhan pengungsi yang berusaha dicukupi antara lain termasuk kebutuhan makanan, minuman, air bersih, obat-obatan, dan pelayanan kesehatan. UNHCR tidak menggunakan anggaran negara pemerintah Indonesia.
"Program yang sudah dan sedang berjalan di Aceh dan di lokasi lainnya di mana pengungsi berada, sepenuhnya didanai oleh UNHCR dan para mitranya, tidak bergantung pada anggaran negara atau daerah. Meskipun demikian, akmi selalu menyambut baik sumbangan dari pemerintah dan masyarakat yang dapat menguatkan upaya kami dalam memberikan perlindungan bagi pengungsi yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak (lebih dari 70%) dan ekompok rentan lainnya seperti penyandang disabilitas dan lansia," tulis UNHCR dalam keterangannya.
UNHCR menyebut Indonesia sudah sejak lama berkomitmen membantu pengungsi. Lembaga ini berharap Indonesia tetap bersikap sama yakni pro-kemanusiaan.
"Indonesia selama bertahun-tahun sejak tahun 1970an telah menjalankan tradisi kemanusiaan dalam menerima pengungsi. Kami optimistis dan berharap masih dapat melihat semangat solidaritas dan kemanusiaan yang sama kuatnya saat ini dan di kemudian hari," kata Mitra.
Selanjutnya, tanggapan atas pernyataan Presiden Jokowi mengenai TPPO:
Mengenai TPPO
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti adanya tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di balik arus pengungsi Rohingya yang belakangan ini sampai di Aceh. UNHCR Indonesia mengatakan para pengungsi seringkali tidak punya pilihan untuk melarikan diri dari kondisi berbahaya menuju tempat yang lebih aman.
"Dalam kondisi terjepiit seperti ini: harus melarikan diri dari penganiayaan/ dari konflik/ dan diskriminasi berat, seringkali mereka terpaksa mengambil opsi perjalanan tidak resmi, karena mereka tidak punya opsi lain," kata Mitra dari UNHCR Indonesia. [detik.com]