Turki dan UE Ingin Pulihkan Hubungan di Tengah Ketegangan
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Ankara - Turki dan Uni Eropa berupaya memulihkan hubungan setelah permusuhan berbulan-bulan berlangsung. Para pejabat Uni Eropa menyatakan kekhawatiran bahwa Turki bergeser ke otoriterisme, namun Uni Eropa akan menyambut kedatangan Presiden Recep Tayyip Erdogan di Varna, Bulgaria, Senin (26/3).
Pertemuan dilakukan sementara Uni Eropa ingin Turki mempertahankan peran sebagai penjaga gerbang untuk migran yang ingin masuk Eropa. Ankara memiliki sederetan panjang tuntutan.
Namun menjelang pertemuan Varna, ketegangan antara kedua pihak memuncak lagi Kamis (22/3).
"Dewan Eropa mengutuk keras terus diambilnya tindakan ilegal oleh Turki di Mediterania timur dan Laut Aegea, dan menegaskan solidaritas penuh dengan Siprus dan Yunani," kata pernyataan Uni Eropa, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Minggu (25/3).
Turki mengerahkan kapal perang dalam serangkaian pertikaian dengan Yunani dan Siprus, yang adalah anggota Uni Eropa.
"Kami tidak dapat menerima pernyataan mengenai Turki," tulis Menteri Turki untuk Keanggotaan Uni Eropa, Omer Celik. Namun secara pribadi pihak lain melihat bahwa sikap Turki menjadi moderat.
Menurut para analis, Ankara ingin pertemuan Varna berlangsung, "Ini akan menjadi peluang untuk foto bersama, kesempatan bagi rezim Turki untuk mengirim pesan kepada rakyat bahwa semua baik-baik saja dengan Uni Eropa, yang merupakan hal penting karena rezim Turki semakin lama semakin terisolasi," kata analis politik Cengiz Aktar.
Erdogan diperkirakan akan mendesak Uni Eropa agar memperkenalkan perjalanan bebas visa untuk warga Turki, dan menyerukan perluasan kesepakatan mengenai bea cukai. Kedua permintaan terhambat karena keprihatinan Uni Eropa terkait komisi HAM di Turki. (Liputan6)