kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Tuntut Reformasi Total Di Irak, Lima Pendemo Tewas

Tuntut Reformasi Total Di Irak, Lima Pendemo Tewas

Selasa, 21 Januari 2020 02:59 WIB

Font: Ukuran: - +

Para pengunjuk rasa mengatakan mereka menginginkan pemerintahan baru, pemilihan baru dan penuntutan pejabat korup [Hadi Mizban / AP] 


DIALEKSIS.COM | Irak - Unjuk rasa menuntut reformasi Total di Irak terjadi di ibukota dan kota - kota selatan negara itu.

Media Al Jazeera melaporkan 5 pendemo tewas setelah berhadapan dengan pasukan keamanan Irak. Senin.

Para demonstran di seluruh negeri meningkatkan tekanan pada pemerintah untuk melaksanakan reformasi yang telah lama ditunggu-tunggu.

Dua pengunjuk rasa tewas oleh amunisi langsung di ibu kota Baghdad, dua lainnya tewas di kota Baqubah di timur laut dan satu lagi tewas di kota Karbala di Afghanistan selatan, kata sumber medis dan keamanan.

Pemerintah Irak tidak mengkonfirmasi kematian tersebut. Osama Bin Javaid dari Al Jazeera, melaporkan dari demonstrasi Baghdad, mengatakan para aktivis mengambil video yang memperlihatkan para pemrotes yang terluka parah dibawa pergi setelah bentrokan sengit.

Kekerasan itu terjadi ketika pasukan keamanan berusaha membersihkan jalan-jalan di ibukota Irak setelah ratusan pemrotes turun ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan mereka pada langkah lambat reformasi pemerintah.

Demonstran seminggu yang lalu memberi pemerintah batas waktu sampai Senin untuk menindaklanjuti tuntutan mereka, termasuk mengadakan jajak pendapat berdasarkan undang-undang pemilu yang baru, penunjukan perdana menteri independen dan penuntutan pejabat yang diduga melakukan korupsi.

Utusan PBB untuk Irak mendesak para elit politik Irak untuk kembali mendorong reformasi dan agar protes tetap damai.

"Setiap langkah yang diambil sejauh ini untuk mengatasi kekhawatiran masyarakat akan tetap kosong jika mereka tidak selesai," kata Jeanine Hennis-Plasschaert dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh PBB. "Penindasan kekerasan terhadap pengunjuk rasa damai tidak dapat ditoleransi dan harus dihindari dengan cara apa pun."  (Al Jazeera)

Keyword:


Editor :
Jaka Rasyid

riset-JSI
Komentar Anda