(Foto: AP/Peter Dejong)

DIALEKSIS.COM | DUNIA -  Belanda diselimuti badai salju terparah selama satu dekade terakhir di akhir pekan. Badai salju membuat jadwal perjalanan kereta dan penerbangan dibatalkan karena terkendala cuaca buruk.

Ahli meteorologi Belanda menyebut badai salju kali ini sebagai 'storm darcy' yang membawa angin berkecepatan hingga 90 kilometer per jam.

Otoritas Belanda mengumumkan keadaan darurat bahaya di seluruh negeri. Orang-orang pada Minggu (7/2) menikmati badai salju dengan bermain kereta seluncur kendati suhu dingin mencapai minus 5 derajat Celcius.

Perdana Menteri Mark Rutte untuk pertama kalinya sejak 2018 mengizinkan warga untuk melakukan seluncur es jika kanal membeku. Namun Rutte tetap memperingatkan agar warga tetap menjaga jarak dan tetap berhati-hati sehingga tidak perlu dirawat di rumah sakit yang sudah kewalahan dengan pasien Covid-19.

Situs prakiraan cuaca Weer.nl mengatakan dalam semalam angin kencang berembus bersama hujan salju di seluruh penjuru Belanda.

"Ini (badai salju) adalah badai pertama dalam waktu yang lama: badai salju yang terakhir terjadi pada Januari 2010," tulis situs Weer.nl.

Salju setebal lima hingga 10 centimeter terjadi di seluruh daerah. Penyiar publik NOS melaporkan beberapa daerah bahkan sempat mengalami salju setebal 30 cm.

Mengutip AFP, kondisi badai salju yang kian parah membuat pemerintah sempat menutup sementara semua pusat pengetesan virus corona selama beberapa hari.

Puluhan jadwal penerbangan ditunda hingga dibatalkan di Bandara Schiphol, Amsterdam. Sementara bandara Eindhoven membatalkan semua jadwal penerbangan.

Semua jadwal kereta, termasuk layanan ke Jerman dibatalkan. Jalur trem di Amsterdam sementara menghentikan layanan setelah sebuah tren tergelincir di Den Haag.

Pengguna kendaraan disarankan untuk menghindari perjalanan setelah lebih dari 80 mobil dilaporkan tergelincir saat melintasi jalan raya.

Badai salju juga terjadi di negara tetangga, Jerman dan Belgia. Jadwal perjalanan kereta api dibatasi, termasuk ke kota-kota besar seperti Hamburg dan Hanover [cnnindonesia.com].