Terjadi Ledakan Besar, Seychelles Umumkan Keadaan Darurat
Font: Ukuran: - +
Keadaan darurat telah diumumkan di Seychelles, setelah terjadi ledakan besar di kawasan industri di pulau utama, Mahé, yang meratakan bangunan-bangunan komersial dan menghancurkan perumahan di dekatnya. [Foto: AP]
DIALEKSIS.COM | Dunia - Keadaan darurat telah diumumkan di Seychelles, setelah terjadi ledakan besar di kawasan industri di pulau utama, Mahé, dan terjadinya banjir.
Ledakan tersebut menghancurkan zona tersebut, meratakan bangunan-bangunan komersial dan menghancurkan perumahan di dekatnya, meninggalkan jejak kehancuran di sepanjang pantai timur pulau Mahé.
Presiden Seychelles Wavel Ramkalawan telah memerintahkan semua orang kecuali pekerja penting untuk tinggal di rumah.
Sejumlah orang terluka. Beberapa orang juga telah dievakuasi dari rumahnya.
Ledakan itu terjadi tepat setelah pukul 02:00 waktu setempat pada Rabu (6/12/2023) di sebuah perusahaan konstruksi dan penggalian, di mana bahan peledak disimpan dalam empat kontainer.
“Selama 10 tahun terakhir ada kekhawatiran besar mengenai persediaan bahan peledak,” kata Presiden Ramkalawan seperti dikutip oleh surat kabar Seychelles Nation.
"Empat kontainer bahan peledak meledak. Hati saya berat saat ini dan saya tahu banyak keluarga yang terkena dampaknya. Saya terkejut melihat Providence, Petit Paris, dan Cascade dalam keadaan seperti itu. Seolah-olah kami sedang mengalami perang." ucapnya sedih.
Bandara internasional juga rusak meski jaraknya 4 km (2,5 mil). Sekolah ditutup dan rumah sakit ditutup untuk semua kasus kecuali kasus darurat.
“Bandara internasional Seychelles masih beroperasi dan layanan feri antar pulau beroperasi untuk pengunjung,” tulis akun resmi negara tersebut di X.
Pemerintah Inggris telah menyarankan warganya di Pulau Mahé untuk tetap berada di dalam rumah sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Hujan yang sangat deras sepanjang malam telah menyebabkan banjir besar dan tanah longsor, sehingga menambah tekanan pada tim tanggap bencana di pulau tersebut.
Tiga orang tewas akibat rumahnya hancur. Banjir ini menyebabkan limbah mengalir ke laut dan masyarakat diimbau untuk tidak berenang.
Presiden Ramkalawan menyebut kedua bencana tersebut sebagai "bencana" bagi negaranya dan mengimbau masyarakat untuk menunjukkan solidaritas kepada mereka yang terkena dampak. [BBC]