DIALEKSIS.COM | AS - Pemerintah Amerika Serikat kembali menekan Google dalam sengketa antimonopoli yang kini memasuki tahap akhir. Pada sidang penutupan di pengadilan federal Virginia, Jumat (21/11/2025) ini, hakim akan menimbang apakah perusahaan raksasa teknologi itu perlu dipaksa melepaskan sebagian besar bisnis iklan digitalnya.
Hakim Leonie Brinkema sebelumnya menetapkan bahwa sebagian teknologi iklan Google dijalankan secara tidak sah dan memperkuat monopoli. Kini, Departemen Kehakiman AS (DOJ) mendorong agar Google dipaksa menjual unit iklan kuncinya -- langkah yang mereka sebut satu-satunya cara untuk menghentikan praktik antipersaingan yang sudah berlangsung hampir dua dekade.
Google menolak keras, menyebut opsi pemecahan sebagai tindakan ekstrem yang bisa mengacaukan sistem yang memproses 55 juta permintaan iklan per detik. Perusahaan berargumen bahwa restrukturisasi drastis akan mengancam stabilitas industri dan justru menghambat inovasi, terutama di tengah perubahan cepat akibat teknologi kecerdasan buatan.
Kasus ini muncul setelah putusan terpisah terkait monopoli mesin pencari Google beberapa bulan lalu -- putusan yang dianggap banyak pihak terlalu ringan dan membuat nilai pasar Alphabet melonjak drastis. DOJ menilai sejarah ini bukti bahwa Google tak bisa dipercaya untuk mereformasi dirinya tanpa tindakan tegas.
Sidang Jumat menjadi kesempatan terakhir bagi kedua kubu untuk memengaruhi keputusan Hakim Brinkema, yang diperkirakan keluar awal tahun depan. Hasilnya bisa menjadi salah satu intervensi antimonopoli terbesar terhadap industri teknologi dalam dua dekade terakhir. [AP]