Taliban dan Afghanistan Kembali Bentrok
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kelompok milis Taliban dan pasukan Afghanistan kembali bentrok di pinggiran kota Herat, Provinsi Herat Sabtu (31/7). Pertempuran itu terjadi hanya selang sehari usai seorang petugas keamanan tewas saat kompleks Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) diserang.
Gubernur Herat, Abdul Saboor Qani mengatakan sebagian besar pertempuran terjadi di distrik Injil dan Guzara, wilayah di mana terdapat salah satu bandara Afghanistan.
"Saat ini pertempuran sedang berlangsung di selatan dan tenggara. Kami bergerak dengan hati-hati dan menghindari korban sipil," kata Qani, dikutip AFP, Sabtu (31/7).
Pasukan pemerintah juga melancarkan serangan udara di dekat sebuah rumah sakit di Laskar Gah, Provinsi Helmand. Hal itu dilakukan karena Taliban dianggap mengambil alih rumah sakit untuk merawat anggotanya yang terluka.
Menurut penurutan salah satu warga, Agha Mohammad, Taliban mengambil alih Rumah Sakit Khusus Arian Afghanistan.
"Pagi ini, para pejuang Taliban datang dan memaksa staf rumah sakit untuk pergi," kata Agha.
"Pesawat melayang di udara saat itu, dan mereka mengikuti Taliban, dan serangan udara terjadi," lanjutnya.
Direktur Kesehatan Masyarakat Provinsi Helmand, Sher Ali Shakir mengatakat rumah sakit itu hancur, satu orang tewas dan dua lainnya mengalami luka-luka.
Menurut para penduduk, pertempuran itu menyebabkan ratusan orang meninggalkan rumahnya dan mencari perlindungan di jantung kota.
Taliban mengaku tidak akan menargetkan serangan kepada diplomat, namun secara terang-terangan telah melanggar protokol internasional sebelumnya.
Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional sekaligus mantan wakil presiden Afghanistan, Abdullah mengatakan Taliban telah mengeksekusi seorang perwira militer Afghanistan usai menangkapnya di dekat Herat.
"Taliban, bertentangan dengan semua prinsip perang dan standar Islam serta kemanusiaan, membunuh Abdul Hamid Hamidi, komandan Brigade 1 Korps Zafar ke-207, usai menawannya," kata Abdullah di akun Twitter miliknya, Sabtu (31/7).
Menembak tawanan perang, lanjut Abdullah adalah tindakan pengecut terhadap semua aturan perang dan menunjukkan kekejaman Taliban.
Di Herat, pasukan Afghanistan, milisi panglima perang veteran, dan komandan anti-Taliban Ismail Khan dikerahkan di sekitar kota dalam beberapa hari terakhir.
Khan yang pernah memerangi pasukan pendudukan Soviet pada 1980-an, telah bersumpah untuk melawan kelompok Taliban yang mengalami progress mengejutkan beberapa bulan belakangan.
Kekerasan terus meningkat di seluruh negeri sejak awal Mei. Taliban melancarkan serangan besar-besaran usai Amerika Serikat dan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menarik pasukannya dari negara itu.
Mereka juga telah mengklaim merebut 90 persen wilayah Afghanistan, termasuk di provinsi Herat, dan dua daerah yang berbatasan dengan Iran dan Turkmenistan.
Pertempuran yang memanas itu juga menghambat upaya penyelamatan korban terdampak banjir di Provinsi Nuristan yang terjadi pekan lalu.
"Sayangnya, daerah itu berada di bawah kendali Taliban, kami tidak dapat mengirim tim provinsi kami ke daerah itu," kata juru bicara kementerian Afghanistan, untuk penanggulangan bencana.
"Tetapi kami telah mengirim tim penyelamat (lokal) bersama dengan Bulan Sabit Merah Afghanistan."[CNN Indonesia]