kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Taliban Afghanistan, AS akan mengadakan pembicaraan damai putaran keempat di Qatar

Taliban Afghanistan, AS akan mengadakan pembicaraan damai putaran keempat di Qatar

Selasa, 08 Januari 2019 20:48 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Al Jazeera

Taliban menegaskan kembali posisi mereka bahwa mereka tidak akan mengadakan pembicaraan langsung dengan pemerintah Afghanistan [Sergei Karpukhin / Reuters / File]


DIALEKSIS.COM | Doha - Taliban menolak untuk mengizinkan pejabat pemerintah Afghanistan untuk mengambil bagian dalam perundingan, menyebut Kabul sebagai 'rezim boneka' AS.

Perwakilan Taliban Afghanistan dan pejabat Amerika Serikat akan mengadakan pembicaraan damai selama dua hari mulai Rabu di negara Teluk Qatar.

Namun anggota senior Taliban mengatakan pejabat pemerintah Afghanistan tidak akan terlibat dalam perundingan.

Taliban telah menolak banyak permintaan dari kekuatan-kekuatan regional untuk mengizinkan para pejabat Afghanistan untuk mengambil bagian dalam perundingan, bersikeras bahwa AS adalah musuh utama mereka dalam perang 17 tahun dan bahwa Kabul adalah rezim "boneka".

Taliban, kelompok bersenjata terbesar Afghanistan yang digulingkan dari kekuasaan oleh invasi pimpinan AS pada 2001, membatalkan pertemuan mereka dengan para pejabat AS di Arab Saudi minggu ini menyusul desakan Riyadh untuk membawa pemerintah Afghanistan yang didukung Barat ke meja.

Pembicaraan itu akan menjadi yang keempat dalam serangkaian antara para pemimpin Taliban dan utusan khusus AS, Zalmay Khalilzad.

"Setelah konsultasi bersama, kami akan bertemu para pejabat AS di Doha pada hari Rabu. Pertemuan akan berlanjut selama dua hari - Rabu dan Kamis," kata seorang anggota senior Taliban Afghanistan dengan syarat anonim.

Para pejabat Pakistan dan Iran mengatakan mereka berusaha membujuk Taliban untuk menemui para pejabat Afghanistan.

Pemimpin senior Taliban lainnya mengkonfirmasi pertemuan Qatar dan mengatakan tidak ada negara lain yang akan terlibat.

Atas permintaan AS, sebuah kantor Taliban didirikan di Doha pada 2013 untuk memfasilitasi pembicaraan damai.

Tetapi kantor itu harus segera ditutup setelah Taliban mendapat tekanan karena mengibarkan bendera yang sama di kantor mereka yang digunakan kelompok itu selama masa pemerintahannya di Afghanistan.

Selanjutnya, Presiden Afghanistan saat itu Hamid Karzai menghentikan semua upaya perdamaian, mengatakan kantor Doha menghadirkan dirinya sebagai kedutaan tidak resmi untuk pemerintah dalam pengasingan.

Bendera telah diturunkan dan kantor tetap kosong tanpa pengumuman resmi kemungkinan pembukaan kembali.

Pembicaraan dengan Taliban sejak itu telah terjadi di tempat lain di Doha.

Keyword:


Editor :
Jaka Rasyid

riset-JSI
Komentar Anda